Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri furnitur mengaku membutuhkan dorongan pihak perbankan dengan memberikan keringanan suku bunga untuk permodalan.
Sekjen Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) Abdul Sobur mengatakan selama ini suku bunga bank dinilai terlalu tinggi dan memberatkan pengusaha kecil dan menengah agar menjadi industri yang kompetitif.
“Kita harus belajar ke Malaysia dan China yang bunganya cuma 4% atau maksimum 7%, kalau di sini kan 14%, itu berat sekali dan kami sudah tidak kompetitif karena mereka [asing] pasti jual barang yang lebih murah dengan kualitas yang sama,” jelasnya di sela-sela pameran furnitur, di Kantor Kemenperin, Selasa (29/10/2013).
Selain itu, lanjutnya, untuk mendorong kemajuan industri furnitur juga diperlukan kebijakan pemberian insentif dari pemerintah agar industri ini juga berkembang di daerah yang mendekati sentra bahan baku seperti di Sulawesi dan Kalimantan.
“Kalau industri dekat dengan bahan baku maka akan menekan cost produksi,” katanya.
Angka pertumbuhan furnitur secara keseluruhan baik dari kayu maupun rotan rerata tumbuh 14% per tahun. Hingga kuartal III/2013, pertumbuhan industri ini baru mencapai 10%.
“Kami optimis sampai akhir tahun ini bisa 14% atau tercapai ekspor US$1,8 miliar karena kurs dolar sekarang cukup menarik,” katanya. (ra)
Industri Furnitur Butuh Keringanan Modal
Industri furnitur rindukan bunga kredit murah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Peni Widarti
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu