Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Pengusaha Jamu (GP Jamu) menggandeng Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian memberikan pelatihan dan pendampingan bagi pelaku usaha jamu gendong dan usaha jamu racikan.
“Sebanyak 100 orang peserta di Jakarta mendapatkan pelatihan tentang pemilihan bahan baku jamu serta cara pengolahannya pada Kamis (7/11),” ujar Lily Siswanto, Humas GP Jamu, dalam keterangan pers, Senin (11/11)
Selain itu, sambungnya, peserta belajar bagaimana bahayanya jamu yang mengandung BKO, kiat memilih produk jamu dan membuat jamu yang terjaga mutunya, serta kiat-kiat untuk mengembangkan usaha agar semakin maju dan sukses.
Dia menjelaskan dari data Riskedas 2010 menunjukkan bahwa lebih dari separuh (55,3%) penduduk Indonesia menggunakan jamu dan 95% menyatakan bahwa Jamu bermanfaat.
Pendampingan pelaku jamu gendong dan jamu racikan yang dilaksanakan di Jakarta merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan serupa di Solo dan Yogyakarta, dan akan berlanjut tahun depan di daerah lainnya.
Menurut Lily, kegiatan itu merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendorong usaha di bidang obat tradisional agar dapat lebih berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan meningkatkan ekonomi rakyat. Usaha jamu racikan (UJR) dan usaha jamu gendong (UJG) telah menjadi sumber mata pencaharian bagi banyak orang.
"Jamu merupakan warisan budaya Bangsa Indonesia yang telah diwariskan secara turun temurun dan dikembangkan dari generasi ke generasi. Jamu menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi, memberikan berbagai manfaat dan menjadi kebanggaan sebagai bagian dari identitas bangsa," ungkapnya.