Bisnis.com, PEKANBARU - Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) menilai industri yang ramah terhadap lingkungan seperti pulp dan kertas sudah sepantasnya mendapatkan insentif karena menciptakan lapangan pekerjaan baik tempatan maupun lokal serta memberi devisa negara.
"Saat ini yang paling banyak memberikan devisa di sektor agro selain kelapa sawit, adalah industri pulp dan kertas. Insentif pantas diberikan kepada perusahaan yang melakukan investasi besar," ujar Wakil Ketua Umum APKI Rusli Tan melalui telepon seluler dari Pekanbaru, Selasa (4/2/2014).
Namun dengan catatan, lanjut dia, investasi yang besar dan mahal seperti untuk membeli mesin yang bisa memproduksi sesuatu dari buatan negara luar sama dengan bohong, apabila tidak ada orang menanam kayu hutan tanaman idustri yang merupakan bahan baku.
Bila menanam kayu hutan tanaman hanya sekedar untuk menjual atau diekpor dalam bentuk kayu bulat ka luar negeri, nanti bisa menyuburkan praktek "illegal loging" dan membuat keberadaan mesin-mesin besar tidak terlalu produktif.
"Sebaiknya insentif juga diberikan kepada orang atau individu, dimana kayu yang mereka tanam bisa dijual untuk meningkat produksi pulp dan kertas dengan kapasitas mesin besar. Karena pulp dan kertas sudah memberikan bukti," katanya.
Salah satu industri yang menggunakan bahan baku kayu terbesar di Indonesia adalah pulp dan kertas. Pada tahun 2013, industri kertas telah memproduksi sekitar 5,4 juta ton dengan kebutuhan bahan baku kayu sekitar 21 juta metrik ton.
Rusli mencontohkan, insentif diberikan dalam bentuk usaha perabot yang memiliki hubungan langsung dengan hutan tanaman. Kayu ditanam jangan hanya untuk ekspor karena justeru tidak memberikan nilai tambah apapun termasuk lapangan pekerjaan.
Seharusnya bangsa Indonesia mendorong terutama pemerintah dengan memberikan izin lahan kepada industri yang mempunyai mesin untuk meproses menjadi nilai tambah seperti pulp dan kertas.
"Dari kayu diproses menjadi bubur kertas, dari bubur kertas diproses menjadi kertas dan kertas diproses untuk menjadi buku tulis dan macam-macam hilirisasi. Itukan mendatangkan banyak sekali lapangan pekerjaan," ucapnya.
Wakil Kepala Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) Lukita Dinarsyah sebelumnya, mewacanakan untuk memberikan penghargaan kepada perusahaan yang sudah melakukan operasional secara lebih hijau.
Seperti diketahui, saat ini insentif banyak diberikan kepada produk berbasis impor seperti mobil. "Ke depan, insentif itu harus lebih diarahkan kepada industri dengan mengoptimalkan sumberdaya di dalam negeri seperti industri pulp dan kertas yang terintegrasi dengan hutan tanaman industri," katanya.
Industri pada bidang itu telah mengeluarkan dana besar untuk melakukan riset dan pengembangan guna meningkatkan produktivitas tanaman.
Mereka mengembangkan hutan penyangga untuk memastikan kawasan hutan yang dilindungi tetap terjaga. (Antara)
Industri Pulp dan Kertas Layak Dapat Penghargaan
Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) menilai industri yang ramah terhadap lingkungan seperti pulp dan kertas sudah sepantasnya mendapatkan insentif karena menciptakan lapangan pekerjaan baik tempatan maupun lokal serta memberi devisa negara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Martin Sihombing
Editor : Martin Sihombing
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
55 menit yang lalu
Lo Kheng Hong Serok Lagi Saham GJTL Desember 2024
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
19 menit yang lalu
Hampir 100 Ribu Orang Teken Petisi Desak Prabowo Batalkan PPN 12%
41 menit yang lalu
Usai Pangkas Suku Bunga, The Fed Fokus Kendalikan Inflasi
1 jam yang lalu
Efek Keputusan Kebijakan The Fed ke Rupiah dan Yuan Cs
1 jam yang lalu