Bisnis.com, JAKARTA - PT Perkebunan Nusantara VI (Persero) berencana melipatgandakan populasi sapi dari jumlah sekarang sebanyak 2.000 ekor di areal perkebunan kelapa sawit perseroan.
Namun rencana itu terhambat masalah penyediaan bibit sapi dan sapi bakalan.
Sejak 2011, perusahaan pelat merah telah mengelola 100.000 ha areal perkebunan kelapa sawit, dengan skema 25% inti dan 75% plasma. Model integrasi sawit-sapi (ISS) ini memungkinkan pemangkasan ongkos produksi sebesar 10-20%.
“Kami ingin meningkatkan populasi sapinya, tapi ya terkendala ongkos angkut dan susut bobot. Padahal kalau ada political will dari pemerintah untuk ISS seluruh perkebunan kelapa sawit, kita bisa swasembada daging sapi,” ujar Dirut PTPN VI Iskandar Sulaiman kepada Bisnis, Selasa (27/5/2014).
Dia mengatakan, dari 2.000 sapi yang dikelola perusahaan, 70% adalah untuk penggemukan, sementara sisanya pembibitan.
Penggemukan yang dilakukan dengan model ISS, ungkapnya, memiliki rasio kenaikan bobot antara 0,5-1,2 kg/hari/ekor.
Iskandar memaparkan bahwa PTPN VI telah memetik keuntungan ini meskipun baru 2 tahun mengembangkan model pengelolaan ISS. Pasalnya, perusahaan bisa mempratekkan pola siklus biologis dengan mengolah limbah pohon kelapa sawit menjadi pakan dan kotoran ternak menjadi pupuk organik.
Dia menjelaskan, dengan bantuan lembaga penelitian, PTPN VI bisa mengoptimalkan limbah perkebunan, seperti pelepah dan bungkil.