Bisnis.com, PONTIANAK – Para peternak ayam daging di Kalimantan Barat mengeluhkan kosongnya bibit ayam Day Old Chiks (DOC) dari pulau Jawa sejak 2013.
Ketua Perhimpuan Ayam Peternak dan Petelur (PAPP) Kalbar Huzaini mengatakan sejak Dinas Peternakan Kalimantan Barat menghentikan masuknya bibit ayam DOC tersebut, peternak harus membeli bibit ayam DOC dari peternak lokal dengan harga lebih mahal.
“Selisih harga Rp6.000 lebih mahal antara DOC dari Jawa dan peternak lokal yang ditunjuk pemerintah. Kalau membeli DOC dari Jawa kami hanya habis biaya Rp2.200,” kata Huzaini kepada Bisnis, Senin (27/4).
Hal itu dikatakan Huzaini di sela mendampingi rekan-rekan peternak ayam petelur dan daging sebanyak hampir 1.500 peternak yang melakukan demonstrasi di halaman Dinas Peternakan Provinsi Kalbar.
Jumlah peternak, menurutnya, semakin berkurang sejak 2013 yang mencapai 3.000 peternak dan sekarang telah menyusut drastis hingga 1.500 peternak saja.
Huzaini mengutarakan dalam sehari satu peternak yang merupakan anggota dari PAPP mampu memproduksi ayam siap potong 1.000-1.500 ekor per hari.
Berarti mampu memproduksi 2.2 juta ekor ayam untuk memenuhi konsumsi 5.000 ekor untuk kebutuhan masyarakat Kalbar.
Peternak Ayam di Kalbar Minimnya Pasokan Bibit DOC
Para peternak ayam daging di Kalimantan Barat mengeluhkan kosongnya bibit ayam Day Old Chiks (DOC) dari pulau Jawa sejak 2013.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Yanuarius Viodeogo
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
59 menit yang lalu
Historia Bisnis: Kala Soeharto Setujui Mega Proyek Kota Mandiri Jonggol
1 jam yang lalu
Setelah GJTL, Giliran Saham ABMM Diborong Lo Kheng Hong
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
31 menit yang lalu
Prabowo Minta Setop Proyek Jalan Tol, Kementerian PU Bilang Begini
43 menit yang lalu
Rupiah Tembus Rp16.312 per Dolar AS, Menko Airlangga: Kita Monitor
59 menit yang lalu