Bisnis.com, JAKARTA - Menteri BUMN Rini Soemarno mengumpulkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi industri gula nasional.
"Pertemuan ini untuk membahas bagaimana sinergi yang akan dijalankan semua pihak untuk menyelesaikan semua persoalan pergulaan nasional," kata Rini, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (18/4/2016).
Para pemangku kepentingan yang hadir dalam acara tersebut meliputi, para Petani Tebu, PT Perkebunan Nusantara (PTPN), PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), Perum Bulog, Asosiasi Petani Tebu Ralyat Indnesia (APTRI), Direksi Bank BUMN, Asosiasi Gula Indonesia (AGI), Ikatan Ahli Gula hingga Serikat Pekerja pabrik gula.
"Persoalan mendasar saat ini adalah jumlah areal tanaman tebu terus berkurang yang mengakibatkan pendapatan petani terus merosot. Ditambah dengan pabrik-pabrik gula milik pemerintah (PTPN) juga banyak yang berusia tua, sehingga kapasitas produksi juga menurun,"ujar Rini.
Proses program revitalisasi pabrik gula diutarakannya, sudah berlangsung sejak tahun 2015 dengan memberikan pemodalan. Namun realisasinya memakan waktu sekitar dua tahun.
Untuk itu tambah Rini, dalam implementasinya petani tebu akan mendapat pendanaan dari Bank BUMN, bibit dari BUMN Sang Hyang Seri, dan pupuk dari Pupuk Indonesia.
"Dengan begitu petani tebu dapat mengambil pinjaman dengan avalis pabrik gula, tanpa ada agunan," ujarnya.
Sesuai dengan targetnya, Rini pun optimis pada akhir tahun 2018 Indonesia bisa mencapai swasembada gula dengan produksi 3,2 juta ton.
Langkah konkrit Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Tebu Ralyat Indnesia (APTRI) Arum Sabil mengatakan, pertemuan seluruh pihak terkait dengan Menteri BUMN Rini Soemarno merupakan langkah konkrit pemerintah menyelesaikan persoalan pergulaan nasional.
"Masalah yang dihadapi petani saat ini adalah soal rendemen. Karena itu perlu solusi menyeluruh bagaimana mengelola tebu petani," ujar Arum.
Dalam satu diskusi, semua dikumpulkan menyampaikan berbagai persoalan yang dihadapi.
"Tadi Ibu Menteri tidak lagi hanya menginstruksikan sinergi, tapi sudah pada tahap perlunya 'reward dan punishment' dijalankan, sehingga tidak lagi pada tataran nota kesepahaman di atas kertas," kata Arum Sabil.
Ia menambahkan, pertemuan arahan dari Menteri BUMN tersebut merupakan wujud nyata untuk mensinergikan BUMN dengan pelaku usaha terkait dan masyarakat. "Semua bisa dijawab mulai dari persoalan kredit, pupuk, hingga pabrik gula yang kapasitas gilingnya sudah siap ditingkatkan," ujar Arum Sabil.
Ia menambahkan, saat ini yang penting dijalankan adalah soal kebijakan atau regulasi terutama di luar kewenangan Menteri BUMN Rini Soemarno, seperti alokasi pupuk dan tata niaga yang terkait dengan Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan.
Sedangkan, Ketua Asosiasi Gula Indonesia Agus Pakpahan mengatakan, Menteri BUMN yang penting saat ini adalah bagaimana pemerintah sudah memiliki fondasi berpikir demi kepentingannasional.
"Kalau kita letakkan kebutuhan gula demi kepentingan nasional, maka sebelum target tercapai daya saing perlu ditingkatkan. Dengan ukuran itu, maka impor gula harus berdasarkankebutuhan, bukan berdasarkan kapsitas terpasnag," tegas Agus.
Untuk itu ia mengusulkan dua target Asosiasi Gula Indonesia kepada Pemerintah, yaitu bisa harga gula di konsimen tidak boleh lebih tinggi dari harga tertentu, dan peningkatan target produksi dalam negeri.
"Di tataran niaga, Asosiasi Gula Indonesia mengusulkan penataan kembali sistem produksi dalam negeri, dimana dilakukan berlandaskan pada kebijakan nasional nasional sehingga swaswmbada gula dalam 2-3 tahun ke depan bisa tercapai," ujar Agus.
Rini Kumpulkan Seluruh Pemangku Kepentingan Industri Pergulaan
Menteri BUMN Rini Soemarno mengumpulkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi industri gula nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu
Gerak BlackRock Cs di Saham Antam (ANTM) Jelang 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
13 menit yang lalu
PPN Naik jadi 12%, Politisi PDIP Tuntut 9 Insentif dari Prabowo
52 menit yang lalu