Bisnis.com, JAKARTA— PT Wijaya Karya Tbk mengklaim pengerjaan konstruksi Simpang Susun Semanggi hingga saat ini telah mencapai kemajuan fisik sebesar 11,68%.
Sekretaris Perusahaan WIKA Suradi Wongso menyatakan telah melakukan percepatan pembangunan proyek senilai Rp360 miliar tersebut. Dia melanjutkan pekerjaan konstruksi akan dikejar sesuai dengan target semula untuk tuntas pada Agustus 2017 mendatang.
“Kami memang dorong untuk percepatan sehingga, dari proyeksi semula yang hanya 3,67% sekarang sudah mencapai kemajuan 8,01% menjadi 11,68%,” ujarnya kepada Bisnis Rabu (13/7/2016).
Dia melanjutkan telah menyelesaikan detail design dan tengah mengerjakan pondasi, pengeboran, dan pemasangan besi (bore pile).
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta DKI Jakarta Yusmada Faisal mengatakan bahwa alasan pembangunan simpang susun Semanggi untuk memisahkan arus kemacetan akibat adanya pertemuan dua jalur.
"Sekarang Semanggi macet karena ada kondisi weaving [pertemuan jalur cepat dan jalur lambat], ada yang mau ke kiri dan ke kanan saling berbenturan," jelasnya.
Yusmada mengatakan kondisi itu menjadi persoalan apabila terjadi peningkatan volume kendaraan yang melintas pada ruas jalan tersebut. Menurutnya harus ada jarak antar kendaraan supaya tidak terjadi kepadatan.
Adapun salah satu jalur pertemuan yang akan dipisahkan yakni ruas Jalan Gatot Subroto dan Jalan Sudirman di kolong Bundaran Semanggi guna memisahkan jalur cepat dan jalur lambat yang menjadi titik pertemuan.
Selain itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) telah merekomendasikan jalur untuk mengurai kemacetan.
Rekomendasi yang diberikan tersebut yakni membuat jalur langsung atau direct ramp dari arah Bunderan HI-Cawang guna menghilangkan weaving dari arah Timur-Selatan dan arah Blok M-Slipi untuk arah Utara-Selatan.
"Cukup dengan dua ramp, itu semua nanti jalur jalan sudah enggak ada lagi benturan-benturan," lanjutnya.