Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KADIN Minta Jaminan Kepastian Investasi

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Erwin Aksa meminta pemerintah untuk menjamin kepastian investasi, terkait penghentian sementara (moratorium) reklamasi di Pantai Utara Jakarta.
Erwin Aksa dengan latar belakang PLTU Bosowa Tahap I/JIBI
Erwin Aksa dengan latar belakang PLTU Bosowa Tahap I/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Erwin Aksa meminta pemerintah untuk menjamin kepastian investasi, terkait penghentian sementara (moratorium) reklamasi di Pantai Utara Jakarta.

Hal itu karena, kata Erwin dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Selasa (16/8/2016), moratorium itu berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengusaha, terutama perusahaan yang telah memiliki izin dari pemerintah dan sudah berinvestasi.

"Kita harus memberikan kenyamanan sehingga investasi bisa menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi. Apalagi sektor properti merupakan simbol bergeraknya ekonomi suatu negara," katanya.

Erwin mengingatkan, akan ada dampak negatif bagi perekonomian Indonesia jika reklamasi dibatalkan karena pemerintah bisa dianggap tidak memberikan kepastian hukum sehingga berpotensi merusak kepercayaan investor.

"Situasi ini akan menyulitkan pemerintah yang kini sedang berusaha untuk mendorong masuknya investasi, baik dari investor asing maupun dalam negeri," katanya.

Menurut dia, pembatalan sebuah proyek yang sudah diputuskan pemerintah, tentu akan mengharuskan untuk memberikan kompensasi kepada pemegang izin reklamasi, termasuk ancaman kebangkrutan perusahaan yang mungkin muncul dengan efek domino yang cukup berat.

"Karena itu perlu dipikirkan dan harus ada solusi. (Penghentian reklamasi) efeknya bisa sangat banyak," ujarnya.

Erwin juga menyebutkan di seluruh dunia properti adalah urat nadi perekonomian.

Ia mencontohkan kota Dubai di Uni Emirat Arab (UEA). Kota padang pasir itu kini tumbuh menjadi wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tinggi di dunia setelah mengembangkan sektor properti, diantaranya melalui proyek reklamasi.

Oleh karena itu, Kadin meminta pemerintah untuk tetap menjaga iklim investasi dan mendorong bisnis properti nasional terus bertumbuh karena jika terhenti, sektor usaha pendukung lainnya akan terkena dampak buruknya.

"Industri properti itu menggerakkan semua lini bisnis. Ibarat sebuah rumah, di dalamnya berisi ratusan item, sehingga efek dominonya banyak. Semakin banyak pembangunan properti, ekonomi kita akan maju," kata Erwin.

Efek domino Pada bagian lain, Erwin juga menegaskan, sektor properti mampu menciptakan dampak luar biasa terhadap sektor ekonomi lainnya.

Ibarat sebuah rumah, kata Erwin, sektor properti di dalamnya berisi ratusan item, sehingga efek dominonya banyak.

"Pengusaha semen, pasir, kayu, kaca, besi, semuanya ikut menikmati. Semakin banyak pembangunan properti, ekonomi kita akan maju, lapangan kerja makin banyak dan kesejahteraan juga meningkat," katanya.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan hingga kuartal II 2016 realisasi investasi mencapai Rp151,6 triliun. Rinciannya, Rp99,4 triliun investasi asing dan Rp52,2 triliun investasi dalam negeri. Jumlah itu naik 12,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Erwin menambahkan, pemerintah mesti menyadari bahwa tidak semua proyek pemerintah bisa dibiayai oleh negara.

"Karena itu dalam persoalan reklamasi ini pemerintah harus tegas, kasihan investor yang sudah investasi di sana dan memenuhi semua syarat yang diminta pemerintah," demikian Erwin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper