Bisnis.com, JAKARTA—PT Kereta Api Indonesia mengakui tugas yang akan diberikan kepadanya sebagai investor proyek pembangunan prasarana kereta api ringan atau light rail transit di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi cukup berat.
Direktur Logistik dan Pengembangan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Budi Noviantoro mengungkapkan, saat ini pembiayaan proyek pembangunan prasarana kereta api ringan (light rail transit/LRT) Jabodebek masih dibicarakan.
“Konsep KAI suruh investasi. Cuma, kan kita enggak kuat. Masih dihitung, ini sama orang perbankan juga. Masih belum,” kata Budi, Jakarta, Senin (27/2/2017).
Dia menambahkan, pembangunan prasarana proyek LRT Jabodebek membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Pembahasan mengenai kereta api ringan tersebut masih belum selesai dan akan kembali dilakukan sekitar satu minggu lagi. Dia menuturkan, salah satu pembahasan yang akan dilakukan adalah terkait dengan bunga dan nilai investasi.
Untuk sekedar diketahui, Kementerian Perhubungan dan PT Adhi Karya Tbk., telah menandatangani kontrak pengerjaan proyek pembangunan prasarana LRT Jabodebek tahap pertama senilai Rp23,3 triliun.