Bisnis.com, JAKARTA - Tiga perusahaan teknologi Tanah Air berpartisipasi dalam business matching dalam acara “Asean-Japan Open Innovation Forum”.
Kegiatan tersebut digelar bersamaan dengan roadshow Menteri-menteri Ekonomi Asean (Asean Economic Ministers/AEM) ke Negeri Sakura pada 6-8 April 2017.
Acara tersebut dihadiri oleh lebih dari 500 pebisnis Jepang dan Asean, serta diselenggarakan atas kerja sama Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI), AEM-METI Economic and Industrial Cooperation Committee (AMEICC), Japan External Trade Organization (JETRO), dan the Overseas Human Resources and Industry Development Association (HIDA).
Adapun ketiga perusahaan Indonesia itu adalah Slingshot, PT Popbox Asia Services, dan Sinar Mas.
Slingshot merupakan perusahaan perintis pengembangan teknologi augmented reality, sedangkan Popbox bergerak di bidang pengumpulan dan pengiriman berbasis automated locker untuk mendukung metode belanja online. Sementara, Sinar Mas tengah mengembangkan konsep kota pintar.
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, Jepang merupakan salah satu negara terdepan di bidang teknologi dengan jangkauan yang sangat luas.
"Karena itu, pemerintah sangat mendukung perusahaan-perusahaan berbasis teknologi untuk menjalin kemitraan dengan perusahaan-perusahaan Jepang, baik yang berskala besar maupun menengah dan kecil," papar dia dalam pernyataan resmi yang diterima Bisnis, Sabtu (8/4/2017).
Enggar menambahkan, pemerintah siap memfasilitasi terjalinnya kemitraan antara pengusaha Indonesia dengan perusahaan Jepang.
Selain business matching, para menteri ekonomi Asean juga bertemu dengan Asosiasi Parlemen Jepang untuk Economic Research Institute for Asean and East Asia (ERIA), melakukan pertemuan dengan para petinggi Hitachi, serta berkunjung ke lembaga riset Center for iPS Cell Research and Application (CiRA).
Sementara, dalam pertemuan dengan JETRO, Chairman JETRO Hiroyuki Ishige mengungkapkan, pihaknya telah melakukan berbagai program pengembangan di Asean untuk meningkatkan kapasitas pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam memasuki mata rantai pasok regional dan global, maupun pasar Jepang.
