Bisnis.com, JAKARTA -- Ritel modern menilai bisnis parsel bukan lagi sebagai sesuatu yang menghebohkan di momentum Ramadan dan Idulfitri meskipun tetap dipersiapkan sebagai salah satu strategi penjualan.
Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta mengatakan peritel modern tetap menyediakan parsel meskipun bukan menjadi fokus utama.
"Bisnis parsel tergantung, kalaupun supermarket, ada tapi kreasi dalam menjual karena barangnya yang memang dijual di ritel modern," ujar Tutum kepada Bisnis.com.
Apalagi, katanya, rata-rata kebutuhan konsumsi dan belanja masyarakat memang meningkat ketika Ramadan. Baik itu kebutuhan sandang hingga makanan dan minuman. Hal tersebut, katanya, didorong banyaknya aktivitas dan persiapan jelang Idulfitri.
Saat ditanya prediksi pertumbuhan bisnis parsel, Tutum tidak menyebutkan angka pasti. Namun, menurutnya tren yang berkembang bisnis parsel masih ada namun tidak sebesar seperti beberapa tahun lalu. Seperti diketahui, terdapat aturan yang melarang pejabat negara menerima parsel.
Dari catatan Bisnis, pada Ramadan 2013 Aprindo mencatat pertumbuhan penjualan parsel pernah mencapai 8%.
"Zaman sekarang sudah tidak terlalu. Bukan sesuatu yang menghebohkan lagi, pejabat sudah mulai berkurang. Parsel tetap boleh selama tidak melanggar," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan mengatakan pihaknya mencatat jika tahun lalu penjualan parsel tidak terlalu baik di pusat belanja.
"Parcel tahun lalu tidak terlalu bagus ya," ujarnya.
Dia menambahkan beberapa kebutuhan yang penjualannya meningkat signifikan yaitu kebutuhan sehari-hari seperti makanan dan minuman.
Bisnis mencoba menghubungi Fahira Idris dari Asosiasi Pengusaha Parcel Indonesia (APPI). Namun, yang bersangkutan belum memberikan respons.