Bisnis.com, WASHINGTON – Menteri ESDM Ignasius Jonan optimistis ketersediaan gas Indonesia cukup memadai menyusul ditemukannya dua sumber baru di Masela dan Indonesia Deepwater Development di Selat Makassar.
Dua sumber gas baru tersebut akan mematahkan prediksi International Energy Agency bahwa Indonesia akan menjadi net importir gas pada 2040. Masela akan memproduksi gas 1.200 Mmscfd/hari dan IDD 1.000 Mmscfd/perhari.
Jonan menyatakan hal itu saat menjawab pertanyaan Nobuo Tanaka, moderator dalam diskusi bertema What Next for The Asia Pasific Gas Market, di arena World Gas Conference, Washington DC, Rabu (27/6/2018).
Dua sumber gas baru tersebut akan mematahkan prediksi International Energy Agency bahwa Indonesia akan menjadi net importir gas pada 2040
“Prediksi IEA tidak salah. Akan tetapi, prediksi itu dibuat sebelum penemuan gas Masela, Maluku, dan Selat Makassar,” papar Jonan.
Pada Blok Masela, Inpex dan Shell bertindak sebagai operator dan diperkirakan memulai produksi pada 20207. Adapun untuk proyek IDD dioperatori oleh Chevron.
Dalam data SKK Migas, Proyek IDD Gendalo dan Gehem yang dikelola oleh Chevron Makassar Ltd. bakal mulai on stream pada 2024 dan 2025. IDD Gendalo diperkirakan memiliki produksi sekitar 500 juta kaki kubik per hari, sedangkan Gehem memiliki produksi sebesar 420 juta kaki kubik per hari.
Jonan akan menjadi pembicara kunci dalam diskusi bertema What Next for The Asia Pasific Gas Market, bersama panelis lainnya seperti Anuar Taib (EVP & CEO Upstream Petronas), Yalan Li (Chairman of Board of Director Beijing Gas Group). Diskusi digelar pada 27 Juni 2018.