Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Perindustrian bakal membangun fasilitas digital capability center (DCC) dalam rangka implementasi industri 4.0.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan seiring dengan upaya pengembangan industri ke arah teknologi 4.0, perlu dibangun juga device, network, dan application (DNA) di dalam negeri.
Oleh karena itu, pihaknya akan membangun DCC untuk dimanfaatkan oleh perusahaan yang belum menerapkan atau bagi sektor industri kecil dan menengah (IKM).
"Kami menargetkan satu atau dua pusat inovasi tersebut telah terbangun sebelum April tahun 2019,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (1/1/2018).
Lebih lanjut, Kemenperin telah menunjuk proyek percontohan (lighthouse industry) bagi lima sektor unggulan yang ditetapkan di dalam Making Indonesia 4.0.
Beberapa perusahaan yang sudah menjadi percontohan dalam implementasi industri 4.0, di antaranya PT Schneider ElectricManufacturing di sektor industri elektronika, PT Chandra Asri Petrochemical di industri kimia, PT Mayora Indah Tbk. di industri makanan dan minuman, Sritex di industri tekstil dan pakaian, serta PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia di industri otomotif.
“Di beberapa industri tersebut sudah diaplikasikan artificial intelligence (AI) dan digitalisasi,” imbuhnya.
Sementara itu, berdasarkan sasaran dari Making Indonesia 4.0, Indonesia akan menjadi lima besar eksportir untuk industri makanan dan minuman di tingkat global pada tahun 2030. Di periode yang sama, Indonesia sebagai produsen tekstil dan pakaian yang masuk dalam jajaran lima besar dunia.
Selanjutnya, industri otomotif di Indonesia ditargetkan sudah memproduksi kendaraan listrik dan melakukan ekspor ke negara berkembang.
Kemudian, Indonesia mampu membangun kemampuan industri elektronika lokal untuk manufaktur komponen lanjutan, dan pada industri kimia, Indonesia dibidik menjadi produsen biofuel dan bioplastic yang masuk lima besar dunia pada tahun 2030.
Adapun, pemerintah telah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 sebagai strategi dan arah yang jelas dalam pengembangan industri nasional ke depan, terutama kesiapan memasuki era revolusi industri 4.0.
Langkah strategis ini menjadi agenda nasional untuk diimplementasikan secara kolaborasi dan sinergi di antara pemangku kepentingan guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang inklusif.