Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Ketenagakerjaan menyatakan dalam menghadapi tantangan ekonomi di era disrupsi industri 4.0 yang semakin besar, tidak perlu mengkhawatirkan untuk berinventasi di negara Indonesia.
Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengatakan investasi di Indonesia akan tetap menguntungkan bagi semua pihak di masa mendatang.
Optimisme itu karena pemerintah akan terus memberikan perhatian secara serius terhadap iklim investasi yang kondusif, termasuk menjaga iklim ketenagakerjaan yang stabil dan semakin kondusif bagi investor.
Pemerintah melalui Kemnaker juga sedang dan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas pelatihan vokasi melalui strategi triple skilling, yakni skilling, upskilling dan reskilling.
Bagi tenaga kerja yang belum punya keterampilan dapat mengikuti program skilling agar punya keahlian di bidang tertentu. Bagi tenaga kerja yang telah memiliki skill dan membutuhkan peningkatan akan masuk program upskilling, sedangkan yang ingin beralih skill dapat masuk ke program reskilling.
"Adanya kepastian pengupahan, jaminan sosial, hubungan industrial yang baik serta perubahan paradigma Mayday yang makin kondusif akan mampu menarik investasi masuk ke Indonesia," ujarnya dalam siaran pers, Kamis (14/3/2019).
Di bidang penempatan kerja, dia menambahkan pemerintah juga optimistis bisa memenuhi pencanangan target 10 juta lapangan kerja pada tahun 2019. Hal itu bisa terlihat sejak tahun 2015 - Agustus 2018, Pemerintah telah berhasil menempatkan 9,48 juta orang. "Saya optimis target 10 juta lapangan kerja pada tahun 2019 dapat tercapai," katanya.
Di bidang hubungan industrial, meningkatnya kepesertaan jaminan sosial tenaga kerja. Hingga Agustus 2018, peserta jaminan sosial tenaga kerja mencapai 28 juta orang. "Angka perselisihan industrial menurun dari 2.683 kasus pada tahun 2014, menjadi 1.316 kasus sepanjang Januari-Agustus 2018," ucap Hanif.