Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang mudik Lebaran 2019, perusahaan otobus (PO) di wilayah Sumatra mengeluhkan keadaan jalan di Lintas Sumatra tersebut, mulai dari jalan rusak hingga pungutan liar oleh warga.
Pemilik Perusahaan Otobus (PO) Antar Lintas Sumatera (ALS) Indra Lubis mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan kendalanya menjelang periode mudik Lebaran 2019.
"Kalau untuk wilayah Sumatra, unit sudah kita siapkan sesuai dengan standar pemerintah. Cuma kendala kami jalan di Sumatra masih banyak yang rusak khususnya Sumatra Utara daerah Aek Latong, Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan. Jalan yang rusak kurang lebih 1 kilometer dan sudah banyak bus dan truk jadi korban akibat jalannya anjlok," katanya kepada Bisnis, Minggu (12/5/2019).
Dia menuturkan, karena jalan rusak tersebut, busnya harus memutar melalui Sibolda untuk menghubungkan Medan--Padang, sehingga jarak tempuh bertambah lama waktunya 3 jam daripada melalui Sipirok.
Artinya, perjalanan total menjadi 21 jam padahal lintas Sipirok 18 jam. Pemilik trayek bus terpanjang dari Aceh hingga Jember tersebut menyesalkan perilaku masyarakat di wilayah tersebut.
"Kemarin jalur tersebut sempat diperbaiki, sekarang sudah rusak lagi dibuat masyarakat di cangkul dan dibasahi terus. Masyarakat yang rusak dan dipungli [pungutan liar] setiap bus Rp20.000, trayek saya ada Medan--Jakarta, Medan--Sumatra Barat, dan Medan--Bandung," jelasnya.
Dia memprediksi, lonjakan penumpang akan mulai terasa pada puncak arus mudik 30 Mei 2019 mendatang. Harapannya, menjelang puncak arus mudik tersebut, kendala di Lintas Sumatra dapat diselesaikan pemerintah.