Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perkantoran di Bali Prospektif

Perkembangan perkantoran dilihat positif di area Benoa atau baypass Ngurah Rai yang berdekatan dengan kawasan Bandara. Profil demand di Bali semakin beragam, tak hanya membutuhkan perkantoran konvensional, pasar di Bali juga butuh perkantoran yang didukung oleh creative hub.
Properti di kawasan Ubud, Bali./Antara-Dewa Wiguna
Properti di kawasan Ubud, Bali./Antara-Dewa Wiguna

Bisnis.com, JAKARTA -- Manager Research & Consultancy Coldwell Banker Angra Angreni memperkirakan  pasar perkantoran di Bali (Virtual/ Service Office) akan tumbuh. Namun, menurutnya faktor lokasi yang strategis dan bentuk kantor yang menyenangkan menjadi pertimbangan utama pasar.

"Bisnis di Bali sudah berskala Internasional, banyak perusahaan yang memiliki head office yang berada di luar negeri, bukan di Jakarta," tuturnya pada Bisnis Kamis (4/7/2019).

Menurutnya, permintaan yang tumbuh di antaranya berasal dari usaha di bidang logistik, keuangan, kontraktor, tour & travel dari luar negeri sebagai kantor perwakilan di daerah. Potensi demand dapat berasal dari financial institution (banking, insurance, dll), airlines, konsulat, bahkan berbagai start up yang juga akan masuk dalam demand terutama pada demand coworking space.

Saat ini, lanjut Angra, belum banyak perkantoran yang memiliki konsep gedung perkantoran. Menurutnya, mayoritas ruang usaha diakomodasi dengan gedung-gedung atau ruko milik sendiri.

"Gedung dengan multi tenancy floor masih sangat terbatas, setahu saya hanya ada di MNC Building di Jl. Diponegoro," tuturnya.

Menurutnya, perkembangan perkantoran dilihat positif di area Benoa atau baypass Ngurah Rai yang berdekatan dengan kawasan Bandara. Selain itu, profil demand di Bali semakin beragam, tak hanya membutuhkan perkantoran konvensional, pasar di Bali juga membutuhkan perkantoran yang didukung oleh creative hub.   

Angra menuturkan bahwa kondisi perkantoran saat ini cenderung moderat. Pasalnya pasokan office building sangat terbatas. Diperkirakan, rata-rata okupansi office building di Bali saat ini masih berada pada angka 65% hingga 70%.

Di sisi lain, kondisi bangunan perkantoran di Bali masih kurang dapat merepresentatifkan pasar, meskipun profil demand telah beragam. Sedangkan Angra memprediksi pasar akan mulai menyerap  perkantoran yang berbentuk coworking space beberapa tahun ke depan.

"Profil demand sudah mulai berkembang dan bervariasi, tipikal pekerja profesional di bali lebih membutuhkan space yang menarik dan fun," ujarnya. 

Hingga saat ini, Berdasarkan riset Coldwell, Angra mengatakan baru terdapat dua proyek perkantoran yang sedang dibangun di Bali. Yakni proyek The OAsis di baypass Ngurah Rai serta proyek Crea di Nusa Dua Bali.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Putri Salsabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper