Bisnis.com, JAKARTA – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jakarta Selatan menilai penurunan suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) menjadi stimulan bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di tengah tantangan global dan ancaman resesi.
Mengutip laman resmi Sekretariat Kabinet, mulai 1 Januari 2020 suku bunga KUR diturunkan dari 7% menjadi 6%.
Tak hanya menurunkan suku bunga, pemerintah juga meningkatkan total plafon KUR dari Rp140 triliun menjadi Rp190 triliun atau sesuai dengan ketersediaan anggaran pada APBN 2020.
Total plafon ini akan terus meningkat secara bertahap hingga Rp325 triliun pada 2024. Plafon maksimum KUR mikro pun dilipatgandakan, dari semula Rp25 juta menjadi Rp50 juta per debitur.
Ketua Umum BPC Hipmi Jakarta Selatan Sona Maesana menyambut baik dengan rencana pemerintah untuk menurunkan suku bunga KUR dan meningkatkan total plafon KUR.
“Untuk itu, UMKM harus diperkuat, salah satu caranya dengan dibantu pendanaannya dan modal kerjanya tentu dengan tingkat bunga dan beban yang tidak terlalu tinggi,” jelas Sona di Jakarta, Jumat (15/11/2019).
Menurutnya, hingga saat ini kendala terberat UMKM biasanya pendanaan, menjadi penyebab arus kas terbatas untuk biaya produksi atau modal kerja dan ekpansi penjualan, sehingga mereka sulit untuk naik kelas. Bunga yang tinggi membuat marjin keuntungan mereka juga kecil.
“Masalah UMKM yang terbesar dalam hal pembiayaan modal usaha, kebanyakan pengusaha UMKM meminjam dana di bank dan biasanya ada beberapa syarat yang harus dipenuhi UMKM untuk meminjam ke bank seperti kelengkapan dokumen izin usaha, laporan keuangan, dan juga jaminan. Hal inilah yang menyebabkan sedikitnya pengusaha UMKM yang meminjam dana di bank,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sona menjelaskan masalah lainnya adalah sumber daya manusia. Pengusaha UMKM kurang memiliki kemampuan manajerial yang baik dalam mengelola usaha dan karyawannya, tentunya hal ini harus diperbaiki oleh UMKM agar usahanya dapat berjalan dan berkembang dengan baik.
“Pengusaha UMKM harus terus mengembangkan kemampuan manajerialnya baik dengan aktif menambah pengetahuan dan mengikuti pelatihan-pelatihan manajemen bisnis.Hal lainnya dari hambatan UMKM adalah promosi yang kurang menarik dan UMKM biasanya hanya terfokus kepada cara-cara promosi tradisional, padahal banyak UMKM yang sudah memiliki kualitas produk yang bisa bersaing di mancanegara,” pungkas Sona.