Bisnis.com, JAKARTA - Turunnya harga minyak bakal mendorong terjadinya perpindahan aliran keuangan dari pemerintah kepada sektor swasta.
Dalam kondisi normal, jika lebih sedikit uang yang perlu dikeluarkan untuk membeli minyak mentah, maka hal ini meningkatkan proporsi belanja barang dan jasa dari sektor swasta.
Chief Economist dan Analis PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) Fakhrul Fulvian mengatakan karena swasta merupakan bagian terbesar dari perekonomian nasional dan di satu sisi Indonesia bukanlah net produsen migas, maka turunnya harga minyak memberika kelonggaran pada sektor swasta.
Hal ini terutama nampak pada neraca finansial sektor swasta yang menunjukkan adanya net cashflow dari harga minyak terhadap neraca sektor swasta nasional.
"Setiap US$1 penurunan harga minyak, akan membuat neraca finansial sektor swasta atau net inflow ke sektor swasta meningkat sebesar US$329 juta dalam satu tahun," kata Fakhrul, Rabu (22/4/2020).
Dengan turunnya, acuan Brent Oil Price ke angka US$20 per barel, hal ini memberikan keringanan kepada sektor swasta yang membutuhkan bahan bakar untuk berproduksi.
Baca Juga
Meski demikian, memang hal ini juga mendorong terjadinya pelebaran defisit fiskal dimana setiap penurunan harga minyak mentah sebesar US$1 akan menimbulkan defisit hingga US$156 juta.
Sektor yang bakal diuntungkan antara lain adalah sektor manufaktur, meski memang perlu dicatat bahwa penurunan harga minyak ini tidak mengubah kondisi fundamental perekonomian yang tertekan akibat Covid-19.