Bisnis.com, JAKARTA — Resesi ekonomi Singapura sangat berdampak pada sektor properti di Batam.
Director of Sales & Marketing PT Pollux Properti Indonesia Tbk. (POLL) Maikel Tanuwidjaja mengatakan bahwa dampak resesi ekonomi Singapura sangat terasa pada penjualan rumah di Batam. Namun, porsi pembeli asing Pollux sekitar 10 persen dan sisanya masih dari pembeli lokal sehingga penjualan masih tetap ada.
"Masih tetap ada karena 90 persen pembeli lokal walaupun memang berkurang karena pademi Covid 19 ini," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (16/7/2020).
Dia menuturkan bahwa untuk pembeli properti asing pada produk propeti perseroan di Batam mengalami penurunan 30 persen dari total 10 persen segmen asing.
Adapun, strategi yang digunakan saat ini adalah perusahaan berupaya memaksimalkan semua saluran penjualan terutama pemasaran melalui media digital. Selain itu, perseroan memberi keringanan pembayaran dengan program cuti bayar selama 3 bulan untuk meringankan aliran kas dari konsumen.
Senior Advisor bidang Strategy & Transactions di Ernst & Young Bernardus Djonoputro berpendapat bahwa terdapat beberapa dampak penurunan ekonomi Singapura terhadap Batam.
Baca Juga
Dampak tersebut terutama menurunnya secara drastis kunjungan penduduk Singapura membuat pergerakan pasar properti komersial dan pariwisata menjadi berkurang secara cepat.
Menurutnya, dahulu Batam dikenal sebagai kawasan penyangga pertumbuhan ekonomi Singapura untuk menangkap spillover economy dari Singapura. Namun, saat ini Batam menjadi tempat yang sulit untuk pengusaha Singapura akibat kondisi perburuhan dan berubahnya industri melalui otomatisasi menurunkan sektor manufaktur di Batam.
"Maka fokusnya kini harus pada penyediaan stock pariwisata dan ritel. Batam sebagai kota dengan jumlah penduduk di atas 1 juta orang dengan ekonomi lokal yang cukup besar. Batam juga semakin menarik sebagai tempat wisata akhir pekan bagi orang Singapura," tuturnya.