Bisnis.com, JAKARTA — Pandemi Covid-19 yang belum berakhir menjadi salah satu pijakan pemerintah dalam menyusun RAPBN 2022. Ketidakpastian situasi pada tahun depan ‘memaksa’ pemerintah lebih realistis dalam menetapkan angka pertumbuhan ekonomi pada tahun depan.
Selain berita tersebut, masalah impor baja dan kinerja Bank BNI pada semester pertama tahun ini menjadi pilihan editor di Bisnisindonesia.id. Rencana pembangunan pabrik dimethyl ether dan pelonggaran PPKM Level 4 di Jawa-Bali meskipun diperpanjang hingga 23 Agustus mendatang menjadi pilihan kami selanjutnya.
Berikut sorotan Bisnisindonesia.id, Selasa (17/8/2021):
1. Memetik Pengalaman 2021, RAPBN 2022 Lebih Realistis
Tahun 2022, kita masih akan berhadapan dengan ketidakpastian yang tinggi. Selain pandemi, Indonesia harus bersiap menghadapi tantangan global lainnya, seperti ancaman perubahan iklim, peningkatan dinamika geopolitik, dan pemulihan ekonomi global yang tidak merata.
Begitu, kata Presiden Joko Widodo, dalam pidato pengantar RAPBN dan Nota Keuangan 2022.
Oleh sebab itu, kita harus lebih realistis menghadap tahun-tahun yang penuh tantangan ke depan.
Sikap realistis terhadap ketidakpastian itu tecermin pada asumsi pertumbuhan ekonomi yang dipasang 5 persen—5,5 persen, lebih rendah daripada 5,2 persen—5,8 persen yang tertera dalam dokumen Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2022.
Pemerintah akan berusaha maksimal mencapai target pertumbuhan di batas atas, yakni 5,5 persen. Sejumlah ekonom melihat asumsi pertumbuhan ekonomi 2022 lebih realistis.
Selengkapnya baca: https://bisnisindonesia.id/article/memetik-pengalaman-2021-rapbn-2022-lebih-realistis
2. Ketika Berbicara Soal Impor Baja, Mengapa Tidak Satu Suara?
Belum lama ini, Badan Pusat Statistik merilis data impor besi dan baja pada semester I/2021. Tak tanggung-tanggung, impor besi dan baja, menurut BPS, naik 51,18 persen menjadi US$5,36 miliar dari realisasi paruh pertama 2020 senilai US$3,54 miliar.
Bahkan, nilai impor baja untuk keperluan konstruksi kembali melonjak pada semester I/2021 dan diperkirakan terus tumbuh hingga akhir tahun ini.
Begitu pula penjelasan Indonesia Iron and Steel Association (IISA). Asosiasi ini memprediksi menggeliatnya pasar pengguna baja konstruksi nasional akan membuat nilai impor baja pada tahun ini akan tumbuh secara tahunan.
Akan tetapi, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengeklaim tidak ada kenaikan nilai impor baja konstruksi nasional pada 2021. Hal itu diduga karena adanya kebijakan pengurangan impor 35 persen dan kondisi pasar baja dunia.
Secara keseluruhan impor baja nasional saat ini masih cukup terkendali karena pasokan dan kebutuhan relatif stabil. Kendati begitu, Indonesia membutuhkan lima smelter baru untuk memenuhi kebutuhan baja nasional.
Baca selengkapnya: https://bisnisindonesia.id/article/ketika-berbicara-soal-impor-baja-mengapa-tidak-satu-suara
Pekerja mengecek lembaran baja di pabrik Sunrise Steel, Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (18/2).ANTARA FOTO/Zabur Karuru
3.Strategi Ampuh BNI Pulihkan Kinerja Bisnis di Tengah Pandemi
Pertumbuhan kredit yang positif di tengah tren pertumbuhan dana murah yang tinggi menjadi penopang kinerja PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Hasilnya, pada paruh pertama tahun ini, emiten berkode BBNI itu sukses mengantongi dari laba bersih Rp5,03 triliun atau bertumbuh 12,8 persen secara tahunan (year-on-year/YoY). Pada semester pertama tahun lalu, BBNI mencetak laba bersih Rp4,46 triliun.
Capaian positif tersebut tidak terlepas dari kinerja bisnis intermediasinya yang membaik.
Kredit BNI tercatat tumbuh 4,5% YoY menjadi Rp569,7 triliun, sedangkan dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh dengan tingkat pertumbuhan yang sama, yakni 4,5% YoY menjadi Rp646,6 triliun.
Pertumbuhan DPK BNI terutama ditopang oleh dana murah, yakni giro dan tabungan atau current account savings account (CASA) sebesar 11,5% YoY menjadi Rp450 triliun, sedangkan dana mahal atau deposito justru turun tajam 8,7% YoY menjadi tinggal Rp196,5 triliun.
Baca selengkapnya: https://bisnisindonesia.id/article/strategi-ampuh-bni-pulihkan-kinerja-bisnis-di-tengah-pandemi
4. PTBA Kebut Proyek Pabrik DME Bersama Pertamina dan Air Products
PT Bukit Asam Tbk. bersama PT Pertamina (Persero) dan Air Products & Chemicals Inc. tengah menyusun perjanjian kerja sama terkait dengan skema pembangunan pabrik dimethyl ether DME yang direncanakan dibangun di Tanjung Enim, Sumatra Selatan.
Proyek dengan total investasi mencapai US$2,1 miliar tersebut diharapkan dapat berkontribusi mengurangi impor LPG pemerintah hingga 1 juta ton LPG per tahun.
Ada dua opsi skema pembangunan pabrik yang tengah dipertimbangkan, yakni membangun pabrik secara terintegrasi dari proses gasifikasi batu bara sampai menjadi DME atau membangun pabrik hanya sampai pada pengolahan menjadi metanol.
Jika proyek tersebut berproduksi, pabrik DME diklaim dapat menghemat cadangan devisa sebesar Rp9,71 triliun per tahun serta neraca perdagangan senilai Rp5,5 triliun per tahun.
Proyek tersebut diperkirakan beroperasi komersial pada akhir 2024 atau awal 2025.
Baca selengkapnya: https://bisnisindonesia.id/article/ptba-kebut-proyek-pabrik-dme-bersama-pertamina-dan-air-products
5. PPKM Jawa-Bali Diperpanjang, Aturan Pengetatan Makin Longgar
Meskipun perpanjangan PPKM Level 4, 3, dan 2 yang dilakukan sejak 7 Agustus hingga 16 Agustus 2021 di Jawa-Bali menunjukkan hasil yang kian membaik, pemerintah masih memperpanjang penerapannya hingga 23 Agustus.
Pemerintah beralasan selama Covid-19 masih menjadi pandemi, PPKM akan tetap digunakan sebagai instrumen untuk mengendalikan mobilitas dan aktivitas masyarakat.
Akan tetapi, perpanjangan PPKM kali ini disertai dengan pelonggaran aktivitas, bahkan masyarakat sudah diizinkan melakukan kegiatan olahraga di luar ruangan. Namun, tentunya kegiatan tersebut dilakukan dengan sejumlah ketentuan. Kapasitas untuk tempat beribadah dan pusat perbelanjaan pun dinaikkan menjadi 50 persen
Selain itu, pemerintah akan mulai melakukan uji coba pelaksanaan protokol kesehatan dengan menggunakan sertifikat vaksin dan skrining lewat aplikasi PeduliLindungi di sektor industri berorientasi ekspor maupun domestik selama PPKM Level 4.
Sebanyak lebih kurang 390.000 pekerja yang akan berpartisipasi dalam uji coba kali ini. Selama masa uji coba, industri tersebut diizinkan beroperasi 100% dengan penerapan minimal dua waktu gilir kerja.
Baca selengkapnya: https://bisnisindonesia.id/article/ppkm-jawabali-diperpanjang-aturan-pengetatan-makin-longgar