Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Ban ke Mesir Bebas BMAD, Tapi Ada Kendala Kirim Barang

Mesir merupakan pasar yang ketat untuk produk ban. Dia mencatat sejumlah produsen ban memperebutkan pasar negara tersebut, di antaranya adalah India, China, dan Turki.
Aktivitas pekerja di pabrik ban PT Gajah Tunggal Tbk. /gt-tires.com
Aktivitas pekerja di pabrik ban PT Gajah Tunggal Tbk. /gt-tires.com

Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha menilai ekspor produk ban Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan, terlepas dari bebasnya komoditas tersebut dari pengenaan bea masuk antidumping (BMAD) di Mesir.

Ekspor masih sulit karena jadwal pengapalan masih belum menentu, padahal 72 persen produksi ban nasional pasarnya ekspor,” kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) Azis Pane, Minggu (28/11/2021).

Azis juga mengatakan bahwa Mesir merupakan pasar yang ketat untuk produk ban. Dia mencatat sejumlah produsen ban memperebutkan pasar negara tersebut, di antaranya adalah India, China, dan Turki.

“Mesir ini pasar yang besar, tetapi pemainnya juga banyak,” kata dia.

Azis juga mengeluhkan soal risiko masuknya ban-ban dari luar negeri secara ilegal ke Indonesia. Dia menemukan sejumlah bukti masuknya ban-ban ilegal yang dikirim dengan kapal ukuran kecil melalui pelabuhan-pelabuhan kecil.

“Kami ada bukti-buktinya dan berharap ada tindak lanjut. Kalau tidak makin tertekan kinerja industri ban,” kata Azis.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan akses pasar produk ekspor Indonesia tetap tidak akan lepas dari kebijakan negara tujuan. Dia memberikan contoh pada produk furnitur Indonesia yang menikmati pasar Amerika Serikat, ketika pada saat yang sama negara tersebut memberlakukan bea masuk antidumping untuk furnitur asal China.

“Dampaknya, produk furnitur dari Indonesia meningkat di pasar Amerika Serikat,” kata Josua.

Peningkatan ini juga berpeluang diperoleh Indonesia pada produk-produk lain yang terbebas trade remedies, selama negara pesaing masih diganjar bea masuk tambahan atau ketika kebijakan tersebut berlanjut pada 2022.

“Lolosnya produk besi dan baja serta otomotif di pasar India dan Filipina kami nilai dapat menjadi momentum bagi produk-produk tersebut meningkatkan ekspornya ke negara itu karena secara relatif, produk dari Indonesia akan menjadi lebih murah dibandingkan produk dari negara lain,” kata Josua.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper