Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut kemajuan infrastruktur, seperti jalan nasional dan Tol Binjai–Stabat bisa mengembangkan potensi yang ada di daerah.
Presiden Jokowi mengatakan bahwa Tol Binjai–Stabat merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) yang akan menghubungkan sejumlah provinsi di Sumatra.
Menurutnya, jalan nasional yang tersambung antarprovinsi akan menghubungkan sentra-sentra produksi dengan potensi besar. Hal itu pun akan membuka peluang usaha baru, terutama yang berada di koridor jalan tol.
“Tadi pagi saya baru melihat sentra produksi jeruk di Kabupaten Karo. Kalau tol ini dihubungkan dengan sentra-sentra produksi seperti itu, juga dihubungkan dengan kawasan pariwisata, pertanian, perkebunan, dengan jalan yang semulus ini, maka dalam struktur biaya dan harga komoditas, seperti jeruk akan sangat kompetitif,” katanya, Jumat (4/2/2022).
Presiden menuturkan, nantinya jalan desa yang menuju jalan utama akan diperbaiki, sehingga bisa memperlancar distribusi produk dari sentra produksi.
“Saya titip agar infrastruktur yang bagus ini dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendukung usaha-usaha baru, meningkatkan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Baca Juga
Menurutnya, keberadaan Tol Binjai–Stabat juga akan membantu akses ke Kawasan Wisata Bukit Lawang Ecotourist, Bahorok, Kawasan Wisata Tangkahan, dan Kawasan Wisata Rohani Tuan Guru Tanjungpura di Kabupaten Langkat.
Jalan tol tersebut juga menjadi akses komuter dari Binjai ke Stabat, Binjai ke Medan, dan Medan ke Bandara Kualanamu.
Tol Binjai–Stabat sendiri merupakan bagian dari Tol Binjai–Langsa yang dibangun dengan nilai konstruksi mencapai Rp16,7 triliun oleh Hutama Karya dengan progres konstruksi ruas selanjutnya, yakni Stabat–Tanjung Pura (26,7 km) sudah 50,3 persen, dan ditargetkan bisa rampung di Februari 2023.
Selanjutnya ruas Tanjung Pura–Pangkalan Brandan (19 km) progresnya 9,4 persen dengan target rampung Februari 2023.
Sementara itu, untuk bagian Seksi 2 dengan ruas masing-masing Pangkalan Brandan–Kuala Simpang (44,2 km) dan Kuala Simpang–Langsa (29,2 km) ditargetkan rampung Februari 2024.