Bisnis.com, JAKARTA-Kementerian Pertanian dan ID Food, BUMN Holding Pangan berkolaborasi untuk mewujudkan swasembada gula. Salah satu upayanya adalah melalui peningkatan kinerja on farm dan off farm untuk swasembada gula, yakni dengan revitalisasi Pabrik Gula yang dikelola anak usaha ID Food yakni PT PG Rajawali II.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam kunjungannya ke PT PG Rajawali II mengatakan petani tebu adalah pelaku utama swasembada gula. Oleh karenanya program yang dijalankan Kementerian Pertanian dalam rangka pencapaian swasembada gula fokus pada peningkatan kapasitas petani guna meningkatkan produktivitas tebu dan rendemennya.
“Langkah untuk prioritas swasembada gula salah satunya melalui revitalisasi Pabrik Gula dan peningkatan Kemitraan Petani, Pabrik gula dapat berperan dalam menentukan dan mengkoordinir kapan petani harus memupuk, bibit yang dipakai, menanam, tebang, muat, angkut,” ujar Syahrul dalam keterangan tertulis, Senin (1/8/2022).
Syahrul melanjutkan bahwa saat ini Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian sedang menggenjot pengembangan benih-benih unggul untuk komoditas prioritas swasembada, salah satunya tebu.
Selain itu, dalam rangka peningkatan produktivitas tebu, Kementan melalui Ditjen Perkebunan melaksanakan sejumlah strategi. Diantaranya pemantapan areal, rehabilitasi tanaman, penyediaan agro input berupa pupuk dan benih unggul, penyediaan sarana dan prasarana, peningkatan produktivitas lahan melalui penerapan standar teknis budidaya dan manajemen Tebang Muat dan Angkut (TMA), antisipasi perubahan iklim, serta penetapan harga.
Sementara itu, Direktur Utama Holding Pangan ID Food Frans Marganda Tambunan menambahkan bahwa untuk menggenjot kontribusi terhadap produksi gula nasional, ID Food siap bersinergi dengan Kementerian Pertanian untuk melakukan revitalisasi Pabrik Gula.
Baca Juga
“Strategi ID Food dalam mendukung swasembada gula adalah dengan peningkatan kinerja off farm melalui revitalisasi pabrik gula secara selektif agar overall recovery minimal 86 persen,“ kata Frans.
Selain itu, Frans melanjutkan selain mengoptimalkan 6 Pabrik Gula, dia juga akan mengoperasikan kembali Pabrik Gula Subang dengan perluasan lahan sekitar 5.000 ha.
“ Di on farm juga akan dilakukan peningkatan kinerja salah satunya dengan pemberdayaan petani dan kemitraan petani,” ucap Frans.
Dia melanjutkan, pihaknya telah melakukan upaya- upaya untuk kesejahteraan petani tebu.
Di antaranya dengan mengikutsertakan mitra petani tebu rakyat dalam program makmur agar mendapatkan jaminan ketersediaan pupuk dan jaminan harga, membantu petani tebu pada saat pembukaan lahan dengan membantu pengolahan lahan dengan harga yang terjangkau atau dibawah harga pasar, petani diberikan fasilitas bantuan peralatan tebang dan angkut seperti traktor tarik, traktor gendong, trailer tebu.
Selain itu, untuk kesejahteraan petani, Frans juga mengatakan pada aspek pendanaan untuk petani pihaknya akan membantu petani tebu ke Lembaga pembiayaan untuk pendanaan KUR, serta melakukan offtake gula petani tebu dengan harga minimal Rp.11.500/kg.
Dari aspek teknologi, Frans juga mempersiapkan implementasi penerapan teknologi pertanian (IT dan mekanisasi) dalam budidaya pertanian.
Langkah ID FOOD dalam dukungan swasembada gula juga dilakukan sinergi BUMN melalui perluasan luas areal serta melakukan kerjasama kemitraan dan Agroforestry Tebu Mandiri (ATM) dengan Perhutani.