Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2023 menjadi 2,3 persen karena tekanan yang masih tinggi sehingga pemulihan belum berjalan cepat.
Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Bank Indonesia Annual Investment Forum 2023. Acara itu berlangsung di Bali pada 25—27 Januari 2023 dan disiarkan secara daring.
Perry menjelaskan bahwa pada awalnya BI meyakini pertumbuhan ekonomi global pada 2023 dapat mencapai 2,6 persen. Angka itu memang turun dari estimasi pertumbuhan ekonomi 2022 di angka 3,0 persen, sejalan dengan inflasi yang masih tinggi.
Meskipun begitu, BI menilai bahwa terdapat tekanan besar yang masih menghantui perekonomian global tahun ini. Alhasil, bank sentral merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun ini.
"Kami menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini, dari 2,6 persen ke 2,3 persen. Terutama karena revisi di Amerika Serikat, Eropa, juga di Inggris Raya," ujar Perry pada Kamis (26/1/2023).
Kondisi China pun turut memengaruhi revisi proyeksi BI terhadap ekonomi global. Perry menyebut bahwa Negeri Tirai Bambu masih akan merasakan dampak pandemi Covid-19 bersamaan dengan tekanan dari eksternal.
"Beberapa pihak menilai bahwa China mampu tumbuh hingga 4 persen, tetapi kami tetap menilai di 3,6 persen," katanya.
Perry menyebut bahwa terdapat titik terang dalam prospek ekonomi tahun depan, setelah adanya revisi penurunan pada tahun ini. BI meyakini bahwa ekonomi 2024 mampu tumbuh ke 2,8 persen.
"Ini penting bagi kita semua, terutama Indonesia, ketika kita menghadapi ketidakpastian global," katanya.
Prospek 'Gelap', BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia
BI merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,6 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Wibi Pangestu Pratama
Editor : Stefanus Arief Setiaji
Konten Premium