Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Faisal Basri: Pertumbuhan Ekonomi Era Jokowi Lebih Rendah dari Pak Harto

Ekonom Senior Indef Faisal Basri menilai rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia di era Presiden Jokowi lebih rendah dibandingkan era Pak Harto.
Pengamat Ekonomi Faisal Basri memaparkan materinya pada seminar Prediksi Ekonomi 2018: Economy and Capital Market Outlook 2018 dengan tema At The Crossroad, di Jakarta, Kamis (9/11)./JIBI-Abdullah Azzam
Pengamat Ekonomi Faisal Basri memaparkan materinya pada seminar Prediksi Ekonomi 2018: Economy and Capital Market Outlook 2018 dengan tema At The Crossroad, di Jakarta, Kamis (9/11)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri menilai bahwa kinerja ekonomi Indonesia justru mengalami kemunduran setelah 25 tahun Reformasi. Dia bahkan mengatakan pertumbuhan ekonomi era Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih rendah dibandingkan era Presiden Soeharto atau Pak Harto

Menurutnya, laju perekonomian Indonesia saat ini mengalami perlambatan atau deselerasi, baik dari sisi ekonomi maupun pembangunan masyarakat

Dari sisi ekonomi, Faisal melihat penyaluran kredit perbankan saat ini mengalami kemunduran dibandingkan periode sebelum reformasi pada 1998. Dia mengatakan bahwa penyaluran kredit bank saat ini hanya mencapai 40 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

“Jaman Pak Harto [Soeharto] masih 60 persen dan kredit itu kan darah buat ekonomi, makanya pertumbuhan ekonomi turun terus,” ujarnya dalam diskusi publik yang digelar oleh CORE Indonesia, Selasa (16/5/2023).

 Jika dikomparasikan, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa kepemimpinan Soeharto tumbuh sebesar 5,98 persen. Adapun, di era Jokowi, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2014 sampai dengan 2018 membentang dari 4,88 – 5,17 persen.

Selain itu, industrialisasi turut merosot. Faisal mengatakan peranan industri terhadap total ekspor sempat mencapai 60 persen pada era Soeharto, tetapi kini turun hingga 40-an persen. Adapun, peran ekspor dalam bidang teknologi juga mengalami kemunduran.

“Dulu [zaman Soeharto] peranan high tech dalam total ekspor mencapai 12 persen sekarang tinggal 8 persen karena yang diekspor tinggal keruk, jual, petik,” tuturnya.  

Di luar ekonomi, Faisal juga menyoroti turunnya usia harapan hidup masyarakat Indonesia. sebagaimana diketahui, usia harapan hidup manusia Indonesia saat lahir turun dari 71,7 tahun pada 2019 menjadi 67,6 tahun pada 2021.

Meski banyak negara mengalami hal serupa, anjloknya usia harapan hidup manusia Indonesia yang mencapai 4,1 tahun itu jauh lebih dalam dari rata-rata dunia yang hanya 1,4 tahun. 

Menurut Faisal, posisi Indonesia hanya lebih tinggi dibandingkan Myanmar dan tertinggal oleh Timor Leste. Kondisi tersebut, lanjutnya, mencerminkan pembangunan Indonesia saat ini hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur. 

“Kita [Indonesia] mengalami bukan hanya deselerasi, tapi kemunduran pembangunan dilihat dari pembangunan yaitu meningkatkan kesejahteraan hidup dan kualitas hidup rakyat,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper