Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LRT Jabodebek Tanpa Masinis, Operator Wajib Antisipasi Gangguan Ini!

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyebut operator LRT Jabodebek harus memperhatikan beberapa hal dalam uji coba yang akan berlangsung dua tahap.
Sebanyak 19 trainset dari total 31 trainset LRT Jabodebek telah dikirim ke Jakarta melalui stasiun Harjamukti (20/1/2021). /INKA
Sebanyak 19 trainset dari total 31 trainset LRT Jabodebek telah dikirim ke Jakarta melalui stasiun Harjamukti (20/1/2021). /INKA

Bisnis.com, JAKARTA –Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai operator LRT Jabodebek wajib mengantisipasi sejumlah risiko gangguan saat uji coba dalam dua tahap. 

Kesiapan sistem serta konektivitas integrasi antarmoda menjadi sejumlah aspek penting yang perlu disempurnakan oleh operator LRT Jabodebek jelang masa operasi komersial yang ditargetkan pada 18 Agustus 2023.

Sebagai informasi, uji coba operasional terbatas LRT Jabodebek akan dilakukan secara bertahap. Pertama, mulai 12 Juli 2023 sampai 26 Juli 2023. Pada tahap ini, yang dapat mengikuti uji coba adalah undangan terbatas dari Kementerian/Lembaga, jurnalis/media, dan komunitas.   

Tahap kedua, mulai 27 Juli 2023 sampai 15 Agustus 2023, masyarakat umum dapat mengikuti uji coba dengan mengisi link pendaftaran yang disediakan oleh pihak operator LRT Jabodebek.

Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian dan Angkutan Antarkota MTI Pusat, Aditya Dwi Laksana mengatakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan operator jelang operasi komersial adalah kelancaran sistem communication-based train control (CBTC) dengan grade of automation (GoA) level 3.

Dia menjelaskan, sistem GoA level 3 termasuk teknologi baru yang digunakan dalam dunia perkeretaapian Indonesia. Sistem tersebut memungkinkan kereta dijalankan tanpa masinis atau driverless.

Menurutnya, operator harus mampu menjamin operasi GoA level 3 dapat berjalan dengan mulus dan memenuhi aspek keselamatan dan keamanan.

“Ini menjadi aspek kritikal jelang operasi komersial LRT pada Agustus nanti. Seperti kata Pak Menhub, masalah safety itu menjadi yang terpenting,” kata Aditya saat dihubungi, Rabu (12/7/2023).

Selain itu, LRT Jabodebek juga harus sudah siap mengantisipasi gangguan-gangguan operasional yang mungkin terjadi. Menurutnya, operator perlu melakukan simulasi secara komprehensif untuk menghadapi gangguan-gangguan seperti kereta mogok, gempa bumi, kebakaran, dan lainnya.

Di sisi lain, LRT Jabodebek juga wajib memastikan aspek konektivitas seperti akses menuju stasiun, integrasi antarmoda, fasilitas park and ride, danl lainnya sudah dapat digunakan secara optimal saat moda ini beroperasi secara normal.

Selanjutnya, integrasi tersebut juga wajib disosialisasikan secara masif kepada masyarakat. Hal ini agar penumpang nantinya sudah mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan saat menaiki LRT Jabodebek sehingga mobilitas masyarakat meningkat.

“Jangan sampai nanti saat sudah operasi komersial masyarakat masih bingung bisa naik apa ke stasiun, integrasi modanya seperti apa. Semuanya sudah harus beres saat LRT Jabodebek beroperasi normal,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper