Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JCR Pertahankan Rating RI pada BBB+, Begini Respons Bank Indonesia

Lembaga Pemeringkat Japan Credit Rating Agency, Ltd. (JCR) mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB+ dengan outlook stabil.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Rabu (20/3/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Rabu (20/3/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Prospek perekonomian Indonesia diperkirakan tetap kuat sejalan dengan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Indonesia yang dipertahankan pada BBB+ dengan outlook stabil oleh Lembaga Pemeringkat Japan Credit Rating Agency, Ltd. (JCR).

Keputusan ini mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat dan utang pemerintah yang terkendali. JCR juga memperkirakan bahwa utang pemerintah akan menurun secara gradual sejalan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi dan defisit fiskal pemerintah.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa dengan afirmasi rating Indonesia tersebut, pemangku kepentingan internasional tetap memiliki keyakinan yang kuat atas terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia. 

“Hal ini didukung oleh kredibilitas kebijakan serta sinergi bauran kebijakan yang kuat antara Bank Indonesia dan Pemerintah,” katanya melalui siaran pers, Senin (25/1/2024).

Perry mengatakan, BI ke depan akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan global dan domestik, serta merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan tetap terjaga.

“Termasuk penyesuaian lebih lanjut stance kebijakan bila diperlukan, serta terus memperkuat sinergi dengan pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional,” jelasnya.

Adapun, JCR memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 mencapai 5%, didukung oleh konsumsi swasta dan investasi. Implementasi UU Cipta Kerja dinilai mampu meningkatkan penanaman modal asing (PMA) antara lain untuk pembangunan infrastruktur dan Ibu Kota Nusantara. 

Dari sisi fiskal, kredibilitas kebijakan fiskal diperkirakan terjaga, tecermin pada defisit fiskal yang kembali berada di bawah 3% dari PDB pada 2022 yang oleh implementasi reformasi perpajakan dan realokasi belanja pemerintah. 

Pada 2023, defisit fiskal kembali tercatat  turun menjadi 1,66% dan akan tetap dipertahankan di bawah 3% untuk 2024. 

JCR juga memandang daya tahan ekonomi Indonesia terhadap gejolak eksternal tetap terjaga didukung oleh level cadangan devisa yang setara dengan 6,5 bulan impor. 

Selain itu, PMA diperkirakan terus meningkat didukung oleh perbaikan iklim investasi, serta kinerja transaksi berjalan dalam menghadapi tantangan dari penurunan harga komoditas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper