Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IAF 2024: RI Genjot Peluang Ekspor Pupuk Organik ke Afrika

Isu ketahanan pangan, termasuk ketersediaan pupuk dan potensi bisnis akan dikembangkan lebih lanjut dalam pertemuan di agenda IAF 2024.
Dirjen Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani memberikan keterangan pers di Nusa Dua, Bali, Minggu (1/9/2024)./Bisnis-Arief Hermawan P
Dirjen Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani memberikan keterangan pers di Nusa Dua, Bali, Minggu (1/9/2024)./Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, BADUNG - Indonesia terus menggenjot potensi kerja sama di sektor pangan dengan Afrika, salah satunya melalui bisnis pupuk. Hal ini juga didorong melalui ajang Indonesia Africa Forum (IAF) 2024 pada 1-3 September 2024 di Bali. 

Direktur Afrika, Direktorat Jenderal Asia-Pasifik Afrika, Kementerian Luar Negeri RI, Dewi Justicia Meidiwaty mengatakan sejumlah perusahaan di negara-negara Afrika sudah mulai menjalin kolaborasi dengan beberapa perusahaan Indonesia untuk pemenuhan kebutuhan pupuk. 

"Afrika sebagai potential market untuk non-tradisional kerja sama pupuk terkait dengan food security juga akan menjadi topik yang akan dibahas," kata Meidi kepada wartawan di Media Center IAF 2024, Minggu (1/9/2024). 

Topik ketahanan pangan, termasuk ketersediaan pupuk dan potensi bisnis akan dikembangkan lebih lanjut dalam pertemuan di agenda IAF 2024. Terdapat beberapa MoU kerja sama yang akan ditandatangani dalam agenda tersebut. 

Kemlu RI mencatat pengembangan pupuk juga akan diiringi dengan monetisasi gas sebagai sumber energi pembuatan pupuk di Tanzania. Selain itu, Indonesia juga akan melakukan ekspor pupuk ke Afrika. 

Adapun, ekspor produk pupuk organik akan dilakukan oleh PT Solusi Tani Makmur sebagai distributor ke Mozambik. Produksi pupuk minim bahan kimia itu dilakukan oleh PT Bandung Inovasi Organik (BIO). 

Berdasarkan catatan Bisnis, menawarkan solusi pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan dengan mengembangkan formula pupuk organik, untuk mengurangi ketergantungan pada bahan kimia berbahaya dalam pertanian. 

Produknya yang diklaim mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 75% ini, selain telah bermitra dengan sejumlah kelompok tani di Tanah Air, juga telah menembus pasar ekspor ke Timor Leste dan Mozambik Afrika.

"Sudah ada pendekatan dan semacam pembahasan bersama, mudah-mudahan ada kesepakatan yang bisa dihasilkan dari pertemuan ini," ujarnya. 

Sebagai informasi, perdagangan bilateral antara Indonesia dan Zimbabwe pada 2023 sebesar US$85,1 juta dengan tren kenaikan sebesar 5,32% dalam kurun lima tahun terakhir. Sedangkan dengan Tanzania pada tahun yang sama tercatat US$317,8 juta dengan tren kenaikan 5,21% dalam kurun lima tahun terakhir.

Adapun komoditas unggulan Indonesia ke Zimbabwe, antara lain tekstil, alat rumah tangga, dan produk makanan, sedangkan dengan Tanzania komoditas unggulan Indonesia adalah minyak sawit, kertas, tekstil, dan produk kimia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper