Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CSIS Kritisi Ambisi Hilirisasi yang Anti Globalisasi

Menurut CSIS, jika bahan baku berlimpah tetapi industri domestik belum mampu mengolah, pengelolaannya dapat dilakukan di negara lain agar biaya produksi murah.
Ilustrasi pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa. / Bisnis - Nurul Hidayat
Ilustrasi pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa. / Bisnis - Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Centre for Strategic and International Studies atau CSIS mengkritisi program hilirisasi pemerintah yang cenderung proteksionis sehingga seakan antiglobalisasi.

Direktur Eksekutif CSIS Yose Rizal Damuri menjelaskan bahwa globalisasi merupakan sesuatu keniscayaan. Oleh sebab itu, ambisi penghiliran atau hilirisasi yang dicanangkan pemerintah seharusnya tidak menampik keniscayaan globalisasi.

"Hilirisasi saya pikir ini tujuannya untuk meningkatkan nilai tambah dan itu tentunya kita inginkan juga semuanya. Tetapi, bagaimana caranya? Bagaimana hilirisasi itu dijalankan itu juga sangat berpengaruh," jelas Yose seperti yang disiarkan kanal YouTube CSIS Indonesia, Jumat (25/10/2024).

Dia menilai, seharusnya hilirisasi tidak hanya fokus ke domestik. Padahal, sambungnya, value chain sebuah produk tidak hanya ada di Indonesia.

Yose mencontohkan, jika bahan baku memang berlimpah di Indonesia tetapi industri domestik belum memungkinkan maka tidak salah pengelolaannya dilakukan di negara lain sehingga biaya produksinya lebih murah.

"Jadi hilirisasi itu bukan hanya ditaruh di dalam konteks domestik namun juga ditaruh di dalam konteks regional atau bahkan dalam konteks global yang lebih besar lagi sehingga ini tentunya akan bisa meningkatkan, mengoptimalkan berbagai tujuan-tujuan yang akan dicapai oleh hilirisasi," jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani menegaskan pemerintah memang terus coba membangun ekosistem dari hulu ke hilir di dalam negeri. Dia mencontohkan, jika dahulu nikel hanya diolah menjadi stainless steel maka kini pemerintah juga sedang membangun industrinya.

"Sehingga beberapa investasi yang masuk, yang dalam finalisasi, bergerak bukan hanya di bidang hilirisasi saja tapi juga industrinya sekarang," jelas Rosan di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024).

Bahkan, pada kesempatan berbeda, mantan bos Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) itu mengungkapkan kementeriannya akan mengutamakan hilirisasi sebagai target jangka pendek kelembagaan.

Rosan menjelaskan, Presiden Prabowo Subianto memang menekankan pentingnya penambahan nilai komoditas-komoditas tujuan hilirisasi. Oleh sebab itu, kementeriannya akan utamakan hilirisasi terlebih dahulu.

"Kita akan lihat dalam hilirisasi ini added value [penambahan nilai], apa yang bisa kita dorong supaya ini bisa berjalan terlebih dahulu, baik dalam pertambangan, pertunjukan, perikanan dan juga yang lain-lain," ungkapnya di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Jakarta Selatan, Senin (21/10/2024).

Dia menjelaskan, selama ini fokus hilirisasi masih ke komoditas-komoditas pertambangan seperti nikel. Kendati demikian, sambungnya, Prabowo ingin hilirisasi diperluas sesuai visi misinya.

Rosan menegaskan, banyak komoditas unggulan dalam negeri yang sangat mungkin dilakukan hilirisasi seperti rumput laut maupun perikanan.

"Pesan Pak Prabowo sudah jelas, swasembada pangan. Itu menjadi prioritas kita juga ke depannya," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper