Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Pincang Industri Tekstil hingga Sendi Pendorong Penghuni Anyar LQ45

Pincang Industri Tekstil hingga Sendi Pendorong Penghuni Anyar LQ45 merupakan berita pilihan redaksi Bisnisindonesia.id dalam Top 5 News.
Karyawan beraktivitas di salah satu pabrik di Jawa Barat. Bisnis/Bisnis
Karyawan beraktivitas di salah satu pabrik di Jawa Barat. Bisnis/Bisnis

Bisnis, JAKARTA— Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) massal hingga banyaknya perusahaan yang mengambil langkah penutupan pabrik membuat industri tekstil di Tanah Air kian terseok-seok. Pelaku usaha pun menjadi waswas dengan kebijakan yang akan diambil pemerintahan Prabowo Subianto.

Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) mengatakan koordinasi antarkementerian masih perlu ditingkatkan agar kebijakan yang diambil dapat selaras dengan kebutuhan industri dalam negeri. Sebagai contoh, aturan tata niaga impor lewat Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 8/2024 yang kini justru membebani industri dan disinyalir sebagai biang kerok terpuruknya industri tekstil nasional. Simak ulasan singkat Top 5 News berikut ini.

Pincang Industri Tekstil Kian Terseok-seok
Adapun, Permendag No.8/2024 merupakan revisi ketiga yang dilakukan pemerintah setelah mengeluarkan Permendag No.26/2023 terkait dengan Pengaturan Impor. Aturan yang awalnya bertujuan membatasi impor, tetapi dengan aturan terbaru justru merelaksasi impor sejumlah komoditas termasuk tekstil.

Kalangan pengusaha pun menyoroti Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kemenkeu yang disebut masih banyak bermain dalam tata kelola impor, termasuk impor ilegal. Tak hanya itu, rencana kenaikan pajak juga akan menekan beban industri.

Pelaku usaha menilai perbaikan industri manufaktur akan bergantung pada perbaikan struktur di wilayah Kementerian Keuangan karena berkaitan dengan kontribusi manufaktur dalam mendorong pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) nasional. Berita selengkapnya bisa diakses di Bisnisindonesia.id

Emiten Tekstil PBRX Berencana Lakukan Restrukturisasi Utang
Masalah keuangan tak hanya menimpa emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex. Raksasa tekstil PT Pan Brothers Tbk.(PBRX) disebut tengah mengedarkan rencana restrukturisasi kepada kreditor untuk pertama kalinya sejak gagal membayar utang awal tahun ini. 

Seperti diberitakan sebelumnya, PBRX saat ini dalam status Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan mendapatkan penundaan selama 120 hari untuk menyusun perdamaian penyelesaian utang. PBRX berencana untuk memangkas beban utangnya dari sekitar US$325 juta menjadi US$140 juta. Nilai ini berdasarkan tingkat yang dianggap berkelanjutan berdasarkan proyeksi keuangan 15 tahun.

Dalam skema awal ini, Pan Brother berencana untuk mengubah surat utang dolar yang beredar dan setengah dari pinjaman bilateralnya menjadi obligasi wajib konversi.  

Ruang Eksplorasi Hulu Migas Kian Lebar
Ruang eksplorasi untuk mendapatkan penemuan minyak dan gas bumi (migas) di Tanah Air kian lebar, sejalan dengan penambahan contingent resource dan reserves replacement ratio (RRR) yang telah melampaui target tahun ini.

Berdasarkan catatan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), hingga September 2024 terdapat penambahan contingent resource sebesar 1.199 MMboe dan RRR mencapai 140% dari target yang telah ditetapkan untuk 2024.

SKK Migas mengatakan bahwa tingginya contingency resource yang dihasilkan akan menjadi modal berharga untuk mendorong keberlanjutan eksplorasi di masa yang akan datang. Adapun, contingent resources merupakan bagian dari Initial Petroleum in Place (IPIP) yang diperkirakan dapat diambil berdasarkan proyek yang ditetapkan dengan dibatasi oleh faktor teknis.

Bagaimana potret cadangan minyak nasional saat ini? Simak berita selengkapnya di Bisnisindonesia.id.

Mengungkit Ekspor Perikanan RI

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan Indonesia masuk 10 besar negara eksportir perikanan dunia dalam 5 tahun ke depan. Per 2023 lalu, Indonesia menempati peringkat 13 negara eksportir perikanan dunia, jauh di bawah peringkat Vietnam yang menempati posisi kelima.

Di sisi lain, jumlah perusahaan eksportir perikanan ke Uni Eropa stagnan di angka 176 perusahaan sejak 2017. Hingga saat ini, Indonesia sulit untuk menambah jumlah perusahaan eksportir ke Uni Eropa lantaran banyak perusahaan yang tidak patuh terhadap persyaratan ekspor ke kawasan tersebut.

Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan KKP mengungkapkan bahwa saat ini China, Norwegia, Ekuador, Chili, dan Vietnam masuk dalam top 5 negara eksportir perikanan dunia 2023. Sementara itu, Indonesia berada di peringkat 13 dengan kontribusi 3,03% dan total ekspor sebesar US$5,63 miliar pada 2023.

Bagaimana strategi pemerintah untuk mengerek kinerja ekspor perikanan dari Tanah Air? Berita selengkapnya bisa diakses di Bisnisindonesia.id.

Sendi-sendi Pendorong Kinerja Penghuni Anyar LQ45

Sejumlah sentimen positif mendorong prospek saham konstituen anyar indeks LQ45 sejalan dengan hasil evaluasi mayor Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berlaku mulai 1 November 2024 hingga 31 Januari 2025.

Sebagai informasi, Bursa memutuskan untuk memasukkan saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) ke dalam daftar anggota terbaru LQ45. Selain ADMR, BEI memasukkan saham emiten properti PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) ke indeks LQ45.

Di sisi lain, saham PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dan PT Harum Energy Tbk. (HRUM) terdepak dari indeks LQ45 untuk periode 1 November 2024-31 Januari 2025 ini.

Andalan Sekuritas mengatakan bahwa ADMR dan SMRA yang menjadi penghuni baru LQ45 akan mendapatkan sentimen positif. Kedua emiten itu memiliki katalis positif dari sisi kinerja keuangan dan operasional. Simak ulasan selengkapnya di Bisnisindonesia.id.
 

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper