Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia menyebut telah membentuk satuan tugas (Satgas) tentang penataan sumur minyak dan gas (migas) tidak aktif (idle) dan optimalisasi lifting.
Langkah penataan di migas menjadi lanjutan setelah pada pemerintahan Presiden Joko Widodo, Bahlil ditunjuk menjadi Ketua Satgas Penataan Lahan dan Penataan Investasi yang membereskan 2.343 izin usaha pertambangan (IUP) yang tidak beraktivitas.
Bahlil mengatakan, ESDM telah melakukan pemetaan untuk lokasi sumur idle yang nantinya bakal difokuskan untuk direvitalisasi kembali.
“Sudah pemetaannya, lokasinya dimana, sudah (dipetakan),” kata Bahlil saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (1/11/2024).
Setelah memetakan sumur idle, Bahlil yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini menyebut pihaknya bakal menindak tegas Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang tidak mengoptimalisasi sumur idle tersebut.
Selain menindak tegas KKKS, Bahlil menuturkan dirinya telah membentuk Satgas yang nantinya akan bertugas mengawasi penataan sumur idle dan optimalisasi lifting.
Baca Juga
“Sekarang satgas sudah saya bentuk. Sudah mulai kerja. Satgas penataan terhadap sumur-sumur idle dan optimalisasi lifting,” ujarnya.
Adapun, Kementerian ESDM bakal memprioritaskan reaktivasi lapangan atau sumur minyak yang tidak aktif (idle) untuk menggenjot produksi migas dalam negeri.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Ariana Soemanto mengatakan, saat ini Kementerian ESDM bersama dengan SKK Migas dan Pertamina sudah lakukan pembahasan teknis mengenai reaktivasi sumur idle.
“Lapangan atau sumur yang tadinya idle ini juga akan menjadi prioritas untuk dikerjakan sendiri, atau dikerjasamakan dengan mitra,” kata Ariana kepada wartawan, Rabu (28/8/2024).
Dalam hal kerja sama dengan mitra, kata Ariana, pihaknya bakal mendukung Pertamina agar ketentuan dalam kerja sama tersebut bisa lebih menarik sehingga lapangan idle dapat dieksekusi lebih cepat dan tambahan produksi minyak bisa segera didapat.
Selain itu, peningkatan produksi minyak juga diupayakan melalui program enhanced oil recovery (EOR). Saat ini, Pertamina tengah menjajaki kerja sama EOR dengan perusahaan migas China yaitu Sinopec di lima lapangan milik PT Pertamina EP. Kelima lapangan tersebut adalah Rantau, Tanjung, Pamusian, Jirak, dan Zulu.
Ariana menyampaikan bahwa hari ini tim teknis dari Kementerian ESDM, SKK Migas, dan Pertamina sedang terbang ke China untuk melakukan evaluasi teknis penerapan teknologi tersebut di lapangan di China.
“Selanjutnya, awal September tim teknis Sinopec akan ke Indonesia untuk penjajakan teknologi tersebut ke lima lapangan Pertamina,” ujarnya.