Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga MinyaKita Tembus Rp18.000 per Liter, HET Bakal Naik?

Kemendag menyatakan akan memanggil distributor MinyaKita untuk mencari titik temu terkait dengan mahalnya harga minyak goreng curah kemasan tersebut.
Pedagang menata Minyakita di Bandung, Jawa Barat. Bisnis/Rachman
Pedagang menata Minyakita di Bandung, Jawa Barat. Bisnis/Rachman

Bisnis.com, SURABAYA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan akan memanggil distributor MinyaKita untuk mencari titik temu di tengah tingginya harga Minyakita di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Lantas, apakah HET MinyaKita bakal naik?

Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kemendag, Farid Amir mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi dan diskusi terkait tingginya MinyaKita yang beredar di pasar senilai Rp18.000 per liter pada 28 November 2024, termasuk persiapan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).

“Karena tentunya saat ini DMO [domestic market obligation] sebagai salah satu kebijakan yang dapat berdaya saing. Jadi sehingga nanti dia [MinyaKita] akan bisa dicari solusi, mungkin HET-nya dinaikkan atau mungkin nanti rasio ekspor bisa disesuaikan juga,” kata Farid saat ditemui di sela-sela acara Sosialisasi Pelaksanaan Eksportasi dan Pungutan Ekspor atas Kelapa Sawit, CPO, dan Produk Turunannya di Hotel Ciputra World Surabaya, Jawa Timur, Kamis (21/11/2024).

Saat ditanya terkait peluang kenaikan HET MinyaKita, Farid menyebut itu semua akan sangat tergantung pada diskusi tersebut. “Itu [peluang HET MinyaKita naik] lihat nanti makanya ya, tergantung diskusi dengan industri sehingga nanti bisa dilihat solusi apa yang terbaik. Karena ada beberapa opsi sebenarnya, [seperti] rasio bisa disesuaikan,” terangnya.

Adapun jika rasio ekspor disesuaikan, maka HET dari MinyaKita akan tetap di harga Rp15.700 per liter. “Kalau dari kami, kami bisa tawarkan rasio bisa disesuaikan. Artinya HET tetap, tapi nanti insentif buat eksportir atau insentif yang melakukan DMO bisa lebih besar,” terangnya.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengakui harga MinyaKita yang dibanderol Rp17.000 per liter merupakan rata-rata harga nasional.

“Minyak goreng sampai Selasa itu harganya Rp17.000 per kilogram [liter], itu harga nasional, rata-rata harga nasional,” kata Budi dalam Rapat Kerja Menteri Perdagangan dengan Komisi VI DPR di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (20/11/2024).

Kendati demikian, Budi mengeklaim tidak semua wilayah mematok harga MinyaKita di atas HET. Namun, dia juga tidak mengelak bahwa harga MinyaKita melonjak secara nasional, terutama di wilayah Timur.

“Jadi, memang ada yang tinggi, ada yang sama sesuai harga [HET], tetapi secara nasional memang naik, di wilayah Timur memang rata-rata lebih tinggi. Jadi terjadi kenaikan sekitar 8,28% di atas HET yaitu Rp15.700,” tuturnya.

Budi menyebut lonjakan harga MinyaKita yang terjadi di Indonesia Timur lantaran rantai pendistribusian yang panjang dibandingkan aturan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 18 Tahun 2024 (Permendag 18/2024) tentang Minyak Goreng Sawit Kemasan Dan Tata Kelola Minyak Goreng Rakyat.

“Seharusnya distribusinya itu kan dari produsen, kemudian D1, D2, dan pengecer. Namun di lapangan ini ada terjadi beberapa transaksi dari pengecer ke pengecer,” ungkapnya.

Adapun untuk menuntaskan permasalahan itu, Budi menyatakan bahwa Kemendag akan mengundang para distributor minyak goreng pada pekan ini agar mengikuti aturan Permendag 18/2024.

Perlu diketahui, Pasal 8 Permendag 18/2024 menjelaskan terkait pendistribusian minyak goreng rakyat (MGR). Jalurnya antara lain produsen minyak goreng menyalurkan MGR kepada distributor lini 1 (D1) dan/atau BUMN Pangan dan wajibn melaporkan pengiriman melalui SIMIRAH.

Kemudian pada Pasal 8 ayat (2) dijelaskan bahwa D1, BUMN Pangan, dan/atau distributor lini 2 (D2) wajib menyalurkan MGR yang diterima sampai kepada pengecer. Adapun, pengecer wajib menjual MGR dengan harga di bawah atau sama dengan HET. HET ini sendiri ditetapkan oleh menteri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper