Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Saldo Anggaran Lebih 10 Tahun Terakhir, 2023 Capai Rp459,5 Triliun

Saldo Anggaran Lebih (SAL) terus menggunung dalam 10 tahun terakhir seiring dengan realisasi APBN yang selalu menyisakan kelebihan pembiayaan anggaran.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati beserta jajaran wakil menteri keuangan dan para eselon I Kementerian Keuangan dalam konferensi pers APBN KiTa, Jumat (8/11/2024). /Bisnis-Surya Dua Artha Simanjuntak
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati beserta jajaran wakil menteri keuangan dan para eselon I Kementerian Keuangan dalam konferensi pers APBN KiTa, Jumat (8/11/2024). /Bisnis-Surya Dua Artha Simanjuntak

Bisnis.com, JAKARTA — SAL atau Saldo Anggaran Lebih terpantau terus menggunung dalam 10 tahun terakhir seiring dengan realisasi APBN yang selalu menyisakan kelebihan pembiayaan anggaran. 

Mengacu Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), SAL konsisten mengalami kenaikan. Pada 2014, posisi SAL tak lebih dari Rp86,14 triliun. Pada 2023 SAL tercatat senilai Rp459,5 triliun. 

Angka 2023 tersebut turun dari SAL 2022 yang senilai Rp478,96 triliun sejalan dengan adanya penggunaan SAL pada 2023 senilai Rp35 triliun. Sementara Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 2023 sejumlah Rp19,37 triliun dan penyesuaian SAL senilai Rp3,84 triliun. 

Adapun, SAL adalah saldo milik Menteri Keuangan yang berasal dari Akumulasi SiLPA/SiKPA tahun- tahun anggaran sebelumnya dan tahun berjalan serta penyesuaian lain yang diperkenankan. 

Umumnya, dalam hal anggaran diperkirakan defisit melampaui target yang ditetapkan dalam APBN, pemerintah dapat menggunakan dana SAL sehingga pembiayaan yang direncanakan tetap sesuai target. 

Untuk menutup kekurangan pembiayaan APBN dengan SAL, pemerintah harus meminta persetujuan DPR dengan terlebih dahulu memperhitungkan ketersediaan SAL untuk kebutuhan anggaran sampai dengan akhir tahun anggaran berjalan dan awal tahun anggaran berikutnya.

Selain itu, SAL juga digunakan dalam rangka memenuhi kebutuhan pengeluaran negara pada saat tertentu dalam hal realisasi penerimaan negara tidak mencukupi membiayai pengeluaran tersebut serta untuk stabilisasi. 

Sebagaimana pada tahun ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta restu Badan Anggaran (Banggar) DPR untuk menggunakan SAL senilai Rp100 triliun untuk menjaga penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tetap rendah, meski defisit melebar ke level 2,7% dari produk domestik bruto (PDB). 

“Kami mengajukan kepada DPR untuk menggunakn SAL Rp100 triliun tambahan dari Rp51 triliun yang sudah kita usulkan dalam UU APBN 2024,” ujarnya dalam Raker Banggar dengan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia, Senin (8/7/2024).

Bendahara Negara tersebut menuturkan saat ini dalam posisi suku bunga acuan tingkat dunia yang tinggi dan rupiah yang cukup tertekan, pemerintah berusaha menjaga agar SBN tidak diterbitkan lebih banyak.

Teranyar, Sri Mulyani menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 88/2024 yang memungkinkan bendahara negara memberikan pinjaman dari SAL APBN kepada BUMN, BUMD, pemerintah daerah, atau Badan Hukum Lainnya. 

Sri Mulyani mengatur bahwa jangka waktu pinjaman SAL itu paling lama adalah 90 hari kalender atau tiga bulan. Namun, pinjaman itu tidak boleh melewati akhir tahun anggaran terkait.

Beleid tersebut efektif per 29 November 2024. Selanjutnya Bendahara Umum Negara (BUN) akan memperoleh bunga/imbal hasil dengan tingkat suku bunga/imbal hasil minimal sebesar tingkat remunerasi yang diperoleh BUN dari penempatan uang negara di Bank Indonesia.

Meski demikian, belum ada informasi terkait besaran bunga dalam skema pinjaman SAL tersebut. 

Berikut Posisi SAL 2014-2023

Tahun  SAL (Rp, triliun) 
2023 459,5
2022 478,95
2021 337,77
2020  388,11
2019 212,69
2018 175,24
2017 138,35
2016 113,19
2015 107,91
2014 86,14

Sumber: LKPP


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper