Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tok! Bank Sentral Eropa (ECB) Pangkas Suku Bunga Acuan jadi 3%

Bank Sentral Eropa atau ECB memutuskan memangkas suku bunga acuan menjadi 3,0% dari 3,25% pada Kamis (12/12).
Bendera Uni Eropa berkibar di luar kantor pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman, 26 April 2018. REUTERS/Kai Pfaffenbach
Bendera Uni Eropa berkibar di luar kantor pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman, 26 April 2018. REUTERS/Kai Pfaffenbach

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Eropa (ECB) memangkas suku bunga acuan untuk keempat kalinya pada tahun ini, Kamis (12/12/2024). ECB tetap membuka pintu untuk pelonggaran lebih lanjut ke depan lantaran inflasi semakin mendekati targetnya dan perekonomian tetap lemah.

Dilansir dari Reuters, Bank sentral untuk 20 negara yang menggunakan mata uang euro ini menurunkan suku bunga deposito bank, yang mendorong kondisi pembiayaan di benua biru menjadi 3,0% dari 3,25%. Suku bunga tersebut berada pada rekor 4,0% hanya pada Juni 2024.

Presiden ECB Christine Lagarde mengisyaratkan bahwa pemangkasan lebih lanjut dimungkinkan dengan menghapus referensi untuk mempertahankan suku bunga. Dia mengartakan jargon ekonomi 'cukup ketat' untuk tingkat biaya pinjaman yang mengekang pertumbuhan ekonomi.

“Kondisi pembiayaan melonggar, karena penurunan suku bunga Dewan Pemerintahan Eropa baru-baru ini secara bertahap membuat pinjaman baru menjadi lebih murah untuk perusahaan dan rumah tangga," ujar Lagarde dikutip Reuters, Kamis (12/12/2024).

Namun, dia mengatakan kondisi ini masih tetap ketat karena kebijakan moneter masih tetap ketat dan kenaikan suku bunga di masa lalu masih menular ke stok kredit yang ada.

Tidak ada definisi universal mengenai apa yang dimaksud dengan suku bunga yang ketat. Meski demikian, para ekonom pada umumnya melihat wilayah netral, yang tidak mendorong maupun menurunkan pertumbuhan di antara 2%-2,5%.

Dengan keputusan ini, ECB juga memangkas suku bunga yang dipinjamkan kepada bank-bank untuk satu minggu atau menjadi 3,15%, dan untuk satu hari menjadi 3,40%.

Fasilitas-fasilitas ini hampir tidak pernah digunakan dalam beberapa tahun terakhir karena ECB telah memasok sistem perbankan dengan lebih banyak cadangan daripada yang dibutuhkannya melalui pembelian obligasi besar-besaran dan pinjaman jangka panjang.

Namun, fasilitas ini mungkin akan menjadi lebih relevan di masa depan seiring dengan berakhirnya program-program tersebut. ECB mengkonfirmasi bahwa mereka akan berhenti membeli obligasi di bawah Program Pembelian Darurat Pandemi (Pandemic Emergency Purchase Programme) pada bulan ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper