Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengakui pemerintah kesulitan mencari solusi atas keputusan inkrah pailit yang menjerat PT Sri Rejeki Isman (Tbk) atau Sritex Group. Upaya penyelamatan tenaga kerja Sritex pun belum mencapai titik terang sebelum bertemu dengan kurator dan tim pengawas.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, kasus Sritex ini juga jauh lebih kompleks dari yang terlihat di permukaan. Pihaknya masih mengupayakan agar going concern atau keberlanjutan usaha Sritex dilakukan.
"Pailitnya disahkan, diperkuat status pailitnya, itu tentu mempersulit pemerintah, mempersulit Kemenperin, juga mempersulit Kemenaker, tapi faktanya seperti itu," kata Agus di Kantor Kemenperin, Jumat (3/1/2025).
Kemenperin saat ini masih menelusuri salinan putusan penolakan kasasi oleh Mahkamah Agung (MA). Dokumen tersebut dinantikan untuk memahami secara detail putusan terkait arahan tim pengawas menyoal going concern.
Agus menuturkan, prioritas pemerintah saat ini yakni agar Sritex tetap dapat berproduksi sehingga buruh dapat terus bekerja. Terlebih, tenaga kerja Sritex yang terdampak langsung dari kepailitan ini sebanyak 15.000 pekerja dan 50.000 pekerja yang terdampak tidak langsung.
"Kami sangat khawatir kalau mereka tidak bisa produksi apalagi sebetulnya kredibiltias produk-produk mereka kan cukup baik, produk mereka cukup banyak diekspor, kalau mereka berhenti produksi maka pasar yang selama ini diisi Sritex diisi produsen dari negara-negara lain itu rugi di kita," ujarnya.
Baca Juga
Menurut Agus, ketika industri kehilangan pasar maka akan sulit untuk mendapatkan kepercayaan pembeli. Untuk itu, Agus dalam waktu dekat akan menemui kurator untuk mendorong going concern.
"Yang bisa memutuskan going concern atau tidak, secara hukum adalah kurator dan tim pengawas, yang bisa menetapkan memutuskan dia going concern artinya tetap berporduksi atau tidak ya mereka," terangnya.
Selain itu, Kemenperin juga akan melakukan pendekatan kepada kurator untuk bersama-sama mengedepankan kepetingan nasional dan memahami pentingnya industri tekstil.
"Pertemuan kami dengan kurator jadi sangat penting karena kami akan menyampaikan ini yang kami inginkan, kami mau mengajak mereka untuk punya pandangan yang sama. Itu domain yang saya lakukan," jelasnya.