Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) menilai, potensi perang dagang antara Amerika Serikat-China, usai terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS memberikan sejumlah keuntungan bagi Indonesia.
Dalam hal ini, Ketua Umum GPEI Benny Soetrisno menyebut bahwa Indonesia akan mendapat keuntungan dari sisi besaran bea masuk barang. Dengan demikian, barang-barang dari Indonesia dalam lebih mudah dijangkau oleh konsumen AS lantaran harganya yang lebih murah.
“Ada keuntungan yang kita dapat yaitu besaran bea masuk barang dari China jauh lebih besar dibanding dari Indonesia,” kata Benny kepada Bisnis, Rabu (15/1/2025).
Selain itu, Benny menyebut bahwa akan ada investasi dari China ke Indonesia, di mana produk-produk yang dihasilkan akan di kirim ke AS dengan country of origins Indonesia.
Kendati melihat peluang positif dari perang dagang tersebut, dia mengharapkan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah antisipasi. Salah satunya, dengan memudahkan proses perizinan investasi, utamanya yang berorientasi ekspor.
“Mudahkanlah proses perizinan investasi yang khususnya orientasinya untuk ekspor,” pungkasnya.
Baca Juga
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso sebelumnya khawatir dengan kemenangan Trump dapat berimbas pada kebijakan pengenaan bea masuk tambahan.
Kendati begitu, Budi menyebut bahwa selama ini produk ekspor Indonesia terus meningkat pada masa pemerintahan Trump.
“Ya memang kan isunya akan ada bea masuk tambahan ya, tetapi saya pikir kalau dulu kan ekspor kita juga meningkat terus waktu Donald Trump,” kata Budi di Pergudangan Kamal Muara, Jakarta Utara, Jumat (8/11/2024).
Untuk itu, dia berharap tidak ada masalah dengan perdagangan ekspor maupun impor Indonesia pasca terpilihnya Trump sebagai Presiden AS.
Budi juga mengaku efek dari kemenangan Trump belum berdampak pada neraca perdagangan Indonesia. “Tidak ada hambatan, bagi kita belum terasa, tapi saya pikir kita optimis enggak ada masalah,” ungkapnya.