Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bangun Pabrik Metanol Rp19 Triliun di Bojonegoro, Bahlil Pastikan Tak Libatkan Asing

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memastikan pembangunan industri etanol dan metanol senilai US$1,2 miliar tak libatkan perusahaan asing.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Istana Kepresidenan, Jakarta untuk menghadiri rapat terbatas bersama dengan Presiden Prabowo Subianto, mengenai kebijakan subsidi energi, Jumat (13/12/2024)/Bisnis-Dany Saputra.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Istana Kepresidenan, Jakarta untuk menghadiri rapat terbatas bersama dengan Presiden Prabowo Subianto, mengenai kebijakan subsidi energi, Jumat (13/12/2024)/Bisnis-Dany Saputra.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan pembangunan industri etanol dan metanol senilai US$1,2 miliar atau setara Rp19,03 triliun (asumsi kurs Rp15.858 per dolar AS) digarap perusahaan dalam negeri.

Adapun, pabrik tersebut akan dibangun di Bojonegoro, Jawa Timur. Pembangunan pabrik pun tak lepas dari instruksi Presiden Prabowo Subianto untuk menggenjot produksi biodiesel, campuran minyak solar dengan bahan bakar nabati (BBN) sebesar 50% alias B50.

Metanol merupakan salah satu bahan baku yang digunakan untuk membuat biodiesel. Bahlil mengatakan, pabrik tersebut bisa saja digarap oleh BUMN ataupun swasta dalam negeri.

"Investornya ada di dalam negeri, Nggak ada asing," kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (17/1/2025).

Namun, Bahlil tak memerinci perusahaan mana yang akan menggarap pabrik tersebut. Selain itu, dia juga tak mengungkapkan kapan pabrik tersebut segera dibangun.

Dalam kesempatan terpisah, Bahlil mengungkapkan pemerintah telah menyiapkan gas sebanyak 90 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk industri metanol yang bakal dibangun di Bojonegoro itu.

"Investasinya US$1,2 miliar. Kita harus bangun hilirisasi metanol di Bojonegoro. Kemudian gasnya sudah kami siapkan 90 MMscfd," kata Bahlil dalam acara Rakornas Hilirisasi 2024 di Jakarta, Rabu (11/12/2024).

Menurut Bhalil, saat ini pemerintah mendorong pengembangan campuran B50. Oleh karena itu, pembangunan industri metanol di Bojonegoro pun menjadi keniscayaan.

"Sekarang 2025 kita masuk kepada B40. 2026 B50. Nah, tidak akan mungkin ini kita bisa melakukan ini kalau tanpa ada metanol, kita butuh metanol sekitar 2 juta sampai 2,3 juta ton," ucap Bahlil.

Eks menteri investasi itu menjelaskan pengembangan B50 selaras dengan visi Prabowo, yakni swasembada energi. Bahlil mengatakan, untuk mencapai target tersebut pengembangan biodiesel bakal digenjot bersamaan dengan lifting minyak.

Oleh karena itu, dia juga mengajak Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM untuk bekerja sama menyukseskan pembangunan industri metanol dan etanol di Bojonegoro.

"Saya ingin sebagai mantan alumni Kementerian Investasi, barang ini kita harus bergandengan untuk menyelesaikan dalam rangka kedaulatan energi nasional," ucap Bahlil. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper