Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Wanti-Wanti Dampak Tarif Trump terhadap Laju Inflasi AS

Sejumlah pejabat bank sentral AS The Fed memperingatkan rencana kebijakan tarif Pemerintahan Presiden Donald Trump akan mempengaruhi laju inflasi.
Gedung kantor Federal Reserve (The Fed) di Washington, Amerika Serikat pada Rabu (26/1/2022). / Reuters-Joshua Roberts
Gedung kantor Federal Reserve (The Fed) di Washington, Amerika Serikat pada Rabu (26/1/2022). / Reuters-Joshua Roberts

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah pejabat bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) memperingatkan rencana kebijakan tarif Pemerintahan Presiden Donald Trump akan mempengaruhi laju inflasi.

Presiden Fed Boston, Susan Collins, dalam sebuah wawancara pada Senin (3/2/2025) waktu setempat menyebut, jenis tarif berbasis luas yang diumumkan Trump pada akhir pekan lalu diperkirakan akan berdampak pada harga. 

“Dengan tarif berbasis luas, Anda sebenarnya akan tidak hanya kenaikan harga barang jadi, tapi juga sejumlah barang setengah jadi," katanya dikutip dari Reuters, Selasa (4/2/2025).

Collins melanjutkan, minimnya contoh kasus modern terkait dampak tarif besar terhadap perekonomian membuat The Fed Kesulitan untuk mengetahui secara pasti seberapa besar atau jangka panjang dampaknya. Dia juga mencatat bahwa kemungkinan The Fed bahkan mengabaikan kenaikan inflasi yang terkait dengan tarif.

Secara terpisah, Presiden Fed Chicago, Austan Goolsbee, mengatakan kurangnya kejelasan memerlukan pendekatan penurunan suku bunga yang lebih lambat.

“Sekarang kita harus sedikit lebih berhati-hati dan lebih berhati-hati mengenai seberapa cepat suku bunga bisa turun karena ada risiko inflasi akan mulai kembali naik,” kata Goolsbee.

Dia tidak mengulangi pernyataannya yang baru-baru ini disuarakan minggu lalu, bahwa suku bunga perlu diturunkan sedikit pada tahun depan, mengingat kemajuan dalam menurunkan inflasi dan tujuan menjaga perekonomian pada lapangan kerja penuh.

Sementara itu, melansir Bloomberg, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic pada hari yang sama menuturkan, respons bank sentral terhadap tarif akan bergantung pada apakah tarif tersebut berdampak pada ekspektasi inflasi. Tanggapan tersebut menggemakan komentar sebelumnya dari mitranya dari Boston Fed, Susan Collins. 

“Ada kemungkinan di mana Anda mungkin akan mempertimbangkan tarif dan tidak menjadikannya sebagai pendorong utama kebijakan, tapi sekali lagi itu tergantung,” kata Bostic.  

“Sejauh hal tersebut berdampak pada hal-hal seperti ekspektasi inflasi, maka Anda harus melakukan hal tersebut – saya pikir akan lebih tepat untuk meresponsnya dengan kebijakan dalam beberapa cara.”

Sementara itu, Analis di Peterson Institute for International Economics mengatakan, jika jadi diterapkan, tarif penuh terhadap ketiga negara tersebut akan membebani rumah tangga AS dengan tambahan US$1.200 per tahun.

“Beban ini akan ditanggung secara tidak proporsional oleh rumah tangga berpendapatan rendah yang membelanjakan lebih banyak pendapatan mereka untuk barang-barang fisik dibandingkan dengan rumah tangga berpendapatan tinggi,” kata kepala ekonom internasional ING James Knightley.

Dia menambahkan, tarif sebenarnya merupakan kenaikan pajak bagi warga negara AS, karena mereka dibayar oleh warga negara pengimpor.

Adapun, Trump telah mengumumkan pengenaan tarif menyeluruh terhadap tiga mitra dagang terbesar AS, yakni Kanada, Meksiko, dan China. 

Pada Senin (3/2/2025) malam, para pemimpin Meksiko dan Kanada telah mendapatkan penangguhan hukuman selama 30 hari setelah mereka setuju untuk meningkatkan upaya membendung perdagangan narkoba. 

Sementara itu, tarif terhadap China akan dimulai pada Selasa (4/2/2025) waktu setempat. Trump telah mengisyaratkan dia akan mengenakan tarif pada mitra dagang lainnya juga.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper