Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell menegaskan bank sentral Amerika Serikat tidak perlu terburu-buru untuk menyesuaikan suku bunga acuan.
"Dengan sikap kebijakan kita yang sekarang jauh lebih tidak seketat sebelumnya dan perekonomian tetap kuat, kita tidak perlu terburu-buru untuk menyesuaikan sikap kebijakan kita," kata Powell kepada komite Perbankan Senat AS dikutip dari Bloomberg pada Rabu (12/2/2025).
Menurut Powell, mengurangi pembatasan kebijakan terlalu cepat atau terlalu banyak dapat menghambat kemajuan inflasi. Pada saat yang sama, mengurangi pembatasan kebijakan terlalu lambat atau terlalu sedikit dapat melemahkan aktivitas ekonomi dan lapangan kerja.
Menyusul komentar Powell, imbal hasil obligasi pemerintah tetap lebih tinggi sementara harga saham berfluktuasi. Para pedagang juga sebagian besar tidak mengubah ekspektasi mereka terhadap suku bunga tahun ini.
Pasar menilai penurunan suku bunga belum sepenuhnya terjadi hingga September 2025 dan kurang dari dua kali penurunan suku bunga yang diperkirakan terjadi sepanjang tahun 2025.
Komentar Powell sebagian besar menggemakan pernyataan yang dia sampaikan pada Januari 2025 setelah para pejabat The Fed tidak mengubah suku bunga kebijakan utama bank sentral tersebut.
Baca Juga
Keputusan tersebut diambil setelah Komite Pasar Terbuka Federal menurunkan suku bunga dalam tiga pertemuan terakhirnya pada 2024.
Powell dan pejabat lainnya telah memberi isyarat bahwa mereka kemungkinan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil sampai mereka melihat lebih banyak kemajuan dalam menurunkan inflasi, dan menunggu rincian lebih lanjut mengenai rencana kebijakan ekonomi Presiden Donald Trump.
Pasar tenaga kerja tetap sehat, yang menurut para pejabat juga memungkinkan mereka bersabar dalam mempertimbangkan penurunan suku bunga lebih lanjut. Powell pada hari Selasa menggambarkan pasar tenaga kerja sebagai “seimbang secara umum” dan “bukan sumber tekanan inflasi yang signifikan.”
Ketika ditanya apakah perekonomian AS sedang mengalami “soft landing”—sebuah istilah yang menggambarkan penurunan inflasi kembali ke target tanpa memberikan dampak signifikan terhadap pasar tenaga kerja—Powell mengatakan bukan menjadi haknya untuk mengatakan itu.
Data ketenagakerjaan terkini memberikan gambaran pasar tenaga kerja yang melambat tetapi solid. Pengusaha menambahkan 143.000 pekerjaan pada bulan Januari dan tingkat pengangguran turun menjadi 4%.
Sementara itu, inflasi, yang diukur dengan ukuran pilihan The Fed, tetap berada di atas target sebesar 2,6% pada akhir tahun 2024. Powell mengatakan inflasi agak meningkat di atas target bank sentral sebesar 2%.
Dalam pernyataannya, Powell menambahkan bahwa ekspektasi inflasi tampak tetap kuat.
Sementara itu, usulan kebijakan Trump telah menambah lapisan ketidakpastian pada prospek ekonomi dan kemungkinan akan menimbulkan pertanyaan bagi ketua The Fed.
Pemerintahan Donald Trump telah menaikkan tarif impor terhadap barang-barang dari China dan seluruh impor baja dan aluminium, mengancam akan menerapkan bea tambahan terhadap Kanada dan Meksiko, serta berjanji akan meluncurkan tindakan keras terhadap imigrasi.
Langkah-langkah tersebut dapat meningkatkan tekanan pada inflasi, membebani pertumbuhan ekonomi, atau membatasi jumlah pekerja yang tersedia, yang semuanya kemungkinan besar akan berdampak pada kebijakan The Fed.
Beberapa pejabat The Fed telah mulai memasukkan kebijakan-kebijakan Trump ke dalam perkiraan mereka mengenai bagaimana perekonomian akan berkembang, sementara yang lain mengatakan bahwa mereka belum melihat rincian yang cukup mengenai rencana untuk melakukan hal tersebut.