Bisnis.com, PURWAKARTA — Badan Karantina Indonesia (Barantin) membuka peluang untuk impor sapi hidup dari Brasil, selain dari Australia.
Kepala Barantin Sahat M Panggabean mengatakan peluang importasi sapi hidup asal Brasil dilakukan untuk mendukung program pemerintah seperti Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Paling tidak Brasil salah satunya kan yang sudah ada pembicaraan. Kita sudah pastikan juga Brasil salah satu negara yang potensial untuk kita jadikan mitra untuk mendatangkan sapi ke Indonesia,” kata Sahat saat ditemui seusai meninjau di PT Lembu Jantan Perkasa, Jawa Barat, Selasa (25/2/2025).
Terlebih, Sahat menuturkan, Brasil dan Indonesia memiliki iklim yang sama, yakni merupakan negara dengan iklim tropis. Sehingga, dia menyebut sapi hidup asal Brasil juga akan lebih mudah dipelihara di Tanah Air. Meski begitu, dia menjelaskan bahwa masuknya Brasil sebagai salah satu importir sapi hidup masih sebatas rencana.
“Karena iklimnya kan hampir sama, sama-sama tropis. Lebih mudah kalau kita datangkan juga dari sana. Tapi ini masih rencana. Tapi saat ini yang masuk semuanya dari Australia,” terangnya.
Untuk itu, Barantin belum mengetahui berapa banyak kuota impor sapi hidup yang didatangkan dari Brasil. “Tapi yang jelas salah satu potensi yang akan datang itu dari Brasil. Ini nanti bicara B2B saja sih nanti sebenarnya. Tapi dari government sih sudah ada kesepakatan,” ujarnya.
Baca Juga
Dalam pemenuhan MBG, Sahat menuturkan Barantin memastikan semua komoditas ternak, termasuk sapi, aman secara standar biosecurity untuk kebutuhan MBG.
“Kami memastikan semua komoditas ternak ini aman, sehat. Karena masing-masing punya kewenangan, pokoknya tugas kami memastikan ini aman,” ujarnya.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), Australia menjadi satu-satunya negara pemasok sapi hidup impor untuk Indonesia. Pada Januari 2024, Indonesia menerima 1.853 ton impor sapi hidup dengan nilai US$4,17 juta atau Rp68,19 miliar (asumsi kurs Rp16.350 per dolar AS).
Sementara pada Januari 2025, impor sapi hidup dari Australia mencapai 3.802 ton dengan nilai US$10,62 juta atau sekitar Rp173,53 miliar. Ini artinya, volume importasi sapi hidup melonjak 105,14% secara tahunan (year-on-year/yoy). Bahkan, nilai pengadaan importasinya juga naik lebih dari dua kali lipat.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan Indonesia akan menerima importasi sapi dari Australia, Brasil, hingga Selandia Baru. Namun, Arief memastikan pemerintah tidak akan membuka keran impor pangan selain gula, daging kerbau, dan daging sapi pada 2025.
“Nggak [ada impor lagi], cuma gula, kerbau, sapi. Sapi dan kerbau karena produksi dalam negeri, sapi hidupnya hanya sekitar 60% sapi bakalan yang bisa dipotong. Sapi bakalan itu sapi datang, kecil, terus digemukin,” ungkap Arief saat ditemui di Kantor Bapanas, Jakarta, Rabu (19/2/2025).