Bisnis.com, JAKARTA — Keberadaan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih yang digadang-gadang bisa mengantongi keuntungan sekitar Rp80 triliun per tahun dinilai harus memiliki peta jalan (roadmap) yang terstruktur. Bahkan, pakar menyarankan agar pemerintah tidak terlalu mengumbar hasil proyeksi ini.
Pengamat Koperasi Rully Indrawan memandang, pemerintah perlu memberikan penjelasan secara rinci melalui peta jalan terhadap pembentukan 80.000 KopDes Merah Putih.
“Semoga menjadi doa [80.000 KopDes bisa meraup untung Rp80 triliun]. Namun perlu penjelasan peta jalan menuju ke arah itu,” kata Rully kepada Bisnis, Selasa (22/4/2025).
Menurutnya, jika tidak ada peta jalan untuk menuju keuntungan sekitar Rp80 triliun dari 80.000 KopDes Merah Putih, justru hanya akan menciptakan sikap skeptis di lingkup masyarakat.
Terlebih, Rully menyebut tahapan untuk mencapai keuntungan Rp80 triliun itu membutuhkan kesiapan dari berbagai aspek, mulai dari ketersediaan modal, kelayakan usaha bagi setiap unit, ekosistem dan model bisnis, iklim dan lingkungan usaha, sumber daya manusia (SDM), hingga sistem tata kelola KopDes Merah Putih.
“Saran saya, jangan terlalu mengumbar hasil sementara sistem dan instrumen menuju ke arah itu masih sangat rapuh,” ujarnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, Rully menyampaikan bahwa perlu adanya upaya untuk meningkatkan kepercayaan dan partisipasi publik dengan lebih cerdas dan bijak. “Bila tidak, itu bisa menjadi bola liar yang mengarah pada Presiden [Prabowo Subianto],” imbuhnya.
Sebelumnya, Kementerian Koperasi (Kemenkop) memperkirakan 80.000 KopDes Merah Putih bisa meraup untung sekitar Rp80 triliun per tahun.
Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengeklaim dirinya telah menghitung secara kasar terkait keuntungan yang bisa dikantongi 80.000 KopDes Merah Putih. Menurut perhitungannya, nantinya setiap KopDes Merah Putih bisa meraup untung sekitar Rp1 miliar per tahun.
“Orang saya pernah hitung, sebenarnya hitungan kasar saya, satu KopDes itu bisa untung Rp1 miliar per tahun. Jadi setahun bisa Rp80 triliun seluruh KopDes. Orang bisnisnya monopoli dan captive market, masa enggak untung?” ujar Budi Arie di Kantor Kementerian Koperasi, Jakarta, Senin (21/4/2025).
Dia juga optimistis keberadaan 80.000 KopDes ini akan menjadi investasi sosial di desa. “Kita harus optimis bahwa ini bukan uang hilang, tetapi ini investasi sosial di desa,” pungkasnya.