Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebut bahwa minat perusahaan-perusahaan India untuk berinvestasi di Indonesia semakin tinggi. Menyambut ini, pemerintah harus sigap untuk memberikan fasilitas terbaik agar minat tersebut terealisasi.
Ketua Umum Apindo Shinta W. Kamdani mengatakan, India banyak unggul di sektor inovasi digital, payment system, teknologi, kesehatan, energi terbarukan, hingga pengembangan skill tenaga kerja. Pemerintah harus sigap mengambil peluang tersebut.
“Banyak sekali yang tertarik untuk investasi di Indonesia. Ini sekarang kan tinggal gimana caranya bahwa semua yang berminat, yang tertarik, ini benar-benar kita bisa pastikan mereka masuk,” kata Shinta dalam agenda The Innovation Edge: India-Indonesia Collaboration for A Future-Ready Economy, Rabu (23/4/2025).
Tak dipungkiri, investor dari India juga banyak mengeluhkan kendala terkait perizinan yang masih rumit di Indonesia. Hal inilah yang menurut Shinta perlu segera dievaluasi dan diberikan fasilitas kemudahan bagi para investor.
Dalam kesempatan itu, dia membeberkan dua inisiatif utama, yakni pendirian innovation hub dan rencana pembentukan Indian desk. Pertama, innovation hub dibangun untuk perusahaan India yang akan mengembangkan teknologinya di Indonesia.
“Basically di situ Indian companies, jadi perusahaan-perusahaan India bisa membangun juga teknologi-teknologi, dan Indian desk itu adalah kesempatan untuk nanti perusahaan India bisa mendapatkan lebih banyak fokus dari segi fasilitasi,” tuturnya.
Baca Juga
Di sisi lain, dia meyakini investasi India di Indonesia akan terus meningkat. Merujuk data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), nilai realisasi investasi India di Indonesia sebesar US$173,1 juta pada 2024 atau turun dari tahun sebelumnya US$275,4 juta. Namun, capaian tersebut naik dari tahun 2022 sebesar US$127,6 juta.
Lebih lanjut, Shinta juga menyoroti pentingnya kemitraan antara perusahaan India dengan mitra lokal. Terlebih, dalam situasi global yang masih panas imbas perang dagang. Bagi Indonesia, India juga menjadi opsi diversifikasi pasar ekspor yang potensial.
“Jadi ini saya rasa kemitraan strategis yang terus dibangun dengan negara lain, termasuk juga diversifikasi ekspor karena kan lalu kita katakan salah satu kita enggak bisa nunggu saja dari Amerika, tapi paralel track kita juga harus diversifikasi ekspor ke pasar-pasar lain,” tuturnya.
Senada, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Nurul Ichwan mengatakan, India dan Indonesia perlu meningkatkan kerja sama dalam hal pengembangan teknologi, terlebih untuk industialisasi.
“Kita ingin memiliki industri sebagai prioritas dalam pertumbuhan ekonomi. Maka industrialisasi ke arah downstreaming menjadi faktor utama, dan industrialisasi tidak mungkin tanpa teknologi,” ujarnya, dalam kesempatan yang sama.
Dengan kemampuan inovasi teknologi yang memadai, India dapat menjadi partner mumpuni bagi Indonesia untuk meningkatkan pendapatan kedua negara lewat optimalisasi industrialisasi.