Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Scott Bessent meminta adanya perbaikan pada Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank).
Dia juga mengatakan bahwa lembaga-lembaga tersebut memiliki peran penting dan pemerintahan Trump bersedia bekerja sama dengan mereka. Hal tersebut dia ungkapkan dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Institute of International Finance.
"Dalam status quo, mereka gagal," kata Bessent tentang lembaga-lembaga tersebut dikutip dari Bloomberg, Kamis (24/4/2025).
Bessent mengatakan lembaga-lembaga tersebut telah menyimpang dari misi awal mereka setelah didirikan menjelang akhir Perang Dunia II.
"Tujuan mereka adalah memulihkan dan menjaga keseimbangan dan ini tetap menjadi tujuan lembaga Bretton Woods. Namun, di mana pun kita melihat sistem ekonomi internasional saat ini, kita melihat ketidakseimbangan," ujarnya.
Lembaga-lembaga Bretton Woods telah menjadi sorotan karena Presiden Donald Trump menyatakan skeptisisme atas komitmen AS terhadap organisasi-organisasi internasional dan kemitraan keamanan, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan NATO.
Baca Juga
Bahkan ada kekhawatiran bahwa Washington mungkin menarik diri dari para pemberi pinjaman, seperti yang telah dilakukannya terhadap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) awal tahun ini. Namun, Bessent menegaskan bahwa dia melihat perlunya lembaga-lembaga yang berpusat di Washington.
"IMF dan Bank Dunia memegang peran penting dalam sistem internasional. Dan pemerintahan Trump ingin bekerja sama dengan mereka, asalkan mereka dapat tetap setia pada misi mereka," kata Bessent.
Bessent menyoroti China sebagai contoh utama ekonomi yang membutuhkan penyeimbangan kembali, dengan mengutip ketergantungannya pada manufaktur dan ekspor daripada konsumsi.
“Sejalan dengan mandat intinya, IMF perlu menegur negara-negara seperti China yang telah menjalankan kebijakan yang menyimpang secara global dan praktik mata uang yang tidak transparan selama beberapa dekade,” katanya.
IMF juga harus kembali fokus pada penanganan masalah neraca pembayaran dan membuat pinjamannya bersifat sementara. Dia mengatakan,IMF harus meminta pertanggungjawaban negara-negara untuk melaksanakan reformasi, dan terkadang IMF perlu mengatakan 'tidak'. “Kita harus menjadikan IMF sebagai IMF lagi,” katanya.
Mantan manajer lembaga hedge fund tersebut menggambarkan misi awal IMF tersebut sebagai upaya untuk mencegah kebijakan yang merugikan seperti depresiasi nilai tukar yang kompetitif dan memfasilitasi pertumbuhan perdagangan internasional yang seimbang.
Dia juga mengatakan IMF mencurahkan waktu dan sumber daya yang tidak proporsional untuk menangani perubahan iklim, gender, dan isu-isu sosial.
Terkait Bank Dunia, Bessent mengatakan lembaga tersebut harus menggunakan sumber dayanya seefisien dan seefektif mungkin dan menetapkan 'jadwal kelulusan' yang tegas bagi negara-negara yang telah naik tangga dalam aspek pembangunan.
"Memperlakukan China, ekonomi terbesar kedua di dunia, sebagai negara berkembang adalah tidak masuk akal," katanya.
Dia juga mendesak Bank Dunia untuk mengejar strategi untuk pendanaan energi yang netral teknologi dan memprioritaskan keterjangkauan.
Pidato utama Bessent disampaikan di tengah pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari seluruh dunia di Washington untuk menghadiri pertemuan musim semi IMF dan Bank Dunia.
"Terus terang, saya merasa sangat terdorong. Menurut saya, penting adanya komitmen terhadap lembaga multilateral," kata Andrew Bailey, Gubernur Bank of England.