Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Filipina Ingin Tambah Impor Produk Pertanian dari AS Guna Nego Tarif Trump

Filipina menawarkan untuk membeli lebih banyak produk pertanian dari Amerika Serikat sebagai alat tawar mengurangi tambahan tarif impor bea masuk ke AS.
Ilustrasi ekonomi Filipina di pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bataan./Bloomberg-Low De Wei
Ilustrasi ekonomi Filipina di pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bataan./Bloomberg-Low De Wei

Bisnis.com, JAKARTA - Filipina akan menawarkan untuk membeli lebih banyak produk pertanian dari Amerika Serikat seiring dengan upayanya untuk mengurangi tarif bea masuk sebesar 17% yang dikenakan pada barang-barang negara Asia Tenggara tersebut.

Melansir Bloomberg pada Senin (28/4/2025), Menteri Perdagangan Filipina Cristina Roque mengatakan pihaknya dijadwalkan bertemu dengan pejabat perdagangan dan perdagangan AS selama perjalanan ke AS pada 29 April hingga 2 Mei bersama Frederick Go, asisten khusus Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. untuk urusan investasi dan ekonomi.

"Kami akan mencoba mengimpor lebih banyak seperti kacang kedelai, daging beku, pertanian, (dalam) volume yang lebih tinggi," kata Roque. 

Dia menambahkan, setiap peningkatan pembelian AS yang direncanakan harus diimbangi dengan situasi permintaan dan penawaran di sektor pertanian lokal.

Pungutan AS atas barang-barang Filipina jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangganya di Asia termasuk Vietnam dan Thailand. 

Meski Filipina kurang bergantung pada perdagangan global dibandingkan banyak negara lain, para pejabat negara tersebut, seperti rekan-rekan regional mereka, sedang mencari pembicaraan dengan pemerintahan Trump untuk menurunkannya selama jeda 90 hari yang sedang berlangsung.

Tujuan delegasi tersebut adalah untuk melanjutkan hubungan yang kuat antara negara tersebut dengan AS, mendapatkan yang terbaik bagi Filipina, dan menurunkan tarif, kata Roque. "Begitu tarif kami lebih rendah daripada negara-negara tetangga, maka itu memberi kami keunggulan dalam hal bisnis ke AS dalam hal harga." 

Kepala perdagangan Manila sebelumnya mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan untuk mengurangi tarif pada produk-produk AS sebagai tanggapan atas pungutan besar-besaran Presiden Donald Trump. 

Filipina berencana untuk memanfaatkan tarif yang lebih rendah daripada negara-negara tetangganya di Asia dan bertujuan untuk mengirim lebih banyak semikonduktor, produk kelapa, dan mangga ke AS. 

Menteri Keuangan Ralph Recto mengatakan Filipina dapat memperluas pangsa pasarnya di AS untuk ekspor garmen, dengan pesaing utama seperti China, Bangladesh, Vietnam, Meksiko, dan India menghadapi pungutan yang lebih tinggi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper