Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menekraf Ajak Danantara Investasi di Sektor Ekonomi Kreatif

Kemenekraf berencana membuka peluang kerja sama program-program sektor ekonomi kreatif dengan BPI Danantara.
Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya di Kantor Kemenekraf, Jakarta, (21/1/2025) - Dok. Kemenekraf.
Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya di Kantor Kemenekraf, Jakarta, (21/1/2025) - Dok. Kemenekraf.

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) berencana membuka peluang kerja sama program-program sektor ekonomi kreatif dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara.

Hal tersebut disampaikan Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya usai mendapat masukan dari Komisi VII DPR RI mengenai peluang kerja sama dengan Danantara di sektor ekraf.

“Kami menyambut baik ide tersebut dan kami akan mencoba juga untuk mengkomunikasikan ini ke pihak Danantara,” kata Riefky saat ditemui di Kompleks Parlemen, Rabu (30/4/2025).

Dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi VII DPR RI hari ini, Rabu (30/4/2025), Riefky mengungkap rencana Kemenekraf untuk membentuk dana abadi sektor ekonomi kreatif atau Indonesia Creative Content Fund (ICCF) sebagai upaya memperkuat ekosistem pembiayaan berkelanjutan di sektor ekonomi kreatif (ekraf).

Dia menuturkan, ICCF merupakan skema yang dirancang untuk mendukung pembiayaan, karya atau produk ekraf, khususnya di subsektor film, animasi, musik, gim, dan konten digital.

Kemenekraf telah mengusulkan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) agar ICCF dialokasikan dalam anggaran belanja tambahan (ABT) 2025.

“Kemenekraf sudah mengusulkan agar ICCF untuk dialokasikan dalam ABT 2025,” kata Teuku Riefky dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen, Rabu (30/4/2025).

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Rahayu Saraswati mengusulkan agar Kemenekraf melakukan pendekatan dengan semua pihak untuk mendapat dukungan pendanaan di sektor ekraf, termasuk Danantara, jika ICCF tidak segera terbentuk.

Rahayu mengatakan, pihaknya sudah melobi CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Rosan Roeslani agar Danantara tidak hanya berfokus pada hilirisasi di sektor energi saja, tetapi juga ekraf. 

Menurutnya, sektor ekraf merupakan mesin pertumbuhan ekonomi baru. Pasalnya kata dia, pendapatan dari 8 gim internasional saja sudah setara dengan ekspor migas Indonesia yakni US$13 miliar atau setara Rp218 triliun (kurs Jisdor BI Rp16.787).

“Saya juga pun sudah melobi ke Pak Rosan untuk bisa jangan sampai bicara hilirisasi hanya tambang, tapi juga harus bicara ekraf yang di mana this is the new engine of growth, sesuai dengan Asta Cita,” pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper