Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pesanan Kargo Laut China-AS Melonjak usai Tarif Dipangkas

Pemesanan kontainer dari China menuju Amerika Serikat melonjak hampir 300% menyusul keputusan kedua negara untuk menghentikan sementara perang tarif impor.
Peti kemas ditumpuk di geladak kapal kargo One Minato di Port Liberty New York di Staten Island, New York, AS, 2 April 2025./Reuters-Jeenah Moon
Peti kemas ditumpuk di geladak kapal kargo One Minato di Port Liberty New York di Staten Island, New York, AS, 2 April 2025./Reuters-Jeenah Moon

Bisnis.com, JAKARTA – Pemesanan kontainer dari China menuju Amerika Serikat melonjak hampir 300% menyusul keputusan kedua negara untuk menghentikan sementara perang tarif impor, menurut penyedia perangkat lunak pelacakan kontainer Vizion.

Melansir Reuters, Kamis (15/5/2025), Wakil Presiden Pengembangan Bisnis Strategis Vizion Ben Tracy mencatat volume pemesanan melonjak 277% menjadi 21.530 unit twentyfoot-equivalent unit (TEUs) dalam sepekan terakhir hingga Rabu, dibandingkan rata-rata 5.709 TEUs pada periode tujuh hari yang berakhir 5 Mei.

Gelombang pengimpor AS sempat menghentikan pengiriman setelah Presiden Donald Trump pada 2 April mengumumkan rencana menerapkan tarif sebesar 145% terhadap barang-barang asal China.

Namun arus perdagangan kembali mengalir setelah AS dan China pada Senin mengumumkan masa tenggang selama 90 hari dalam sengketa dagang yang telah berlangsung keras.

Sebagai bagian dari kesepakatan itu, AS memangkas tarif atas impor dari China dari 145% menjadi 30%, sementara China menurunkan bea masuk atas barang-barang asal AS dari 125% menjadi 10%.

“Sekarang, dengan jeda sementara ini, kami mulai melihat arus pemesanan kembali pulih,” kata Tracy.

Perusahaan pelayaran Jerman Hapag-Lloyd juga melaporkan peningkatan 50 persen dalam volume pemesanan kargo jalur China-AS pada awal pekan ini.

CEO Hapag-Lloyd Rolf Habben Jansen memperkirakan bahwa akan ada peningkatan volume perdagangan antara China dan Amerika Serikat menyusul kesepakatan kedua negara tersebut.

”Tren itu sudah mulai terlihat dalam beberapa hari terakhir,” pungkasnya.

AS dan China, dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia, punya 3 bulan waktu berunding sebelum masa penurunan tarif berakhir.

“Para pihak akan membentuk mekanisme untuk melanjutkan diskusi mengenai hubungan ekonomi dan perdagangan," jelas pernyataan bersama AS dan China pada Senin (12/5).

Sebelumnya, pemerintah AS dan China telah memberi sinyal positif perihal hasil perundingan dagang antar kedua negara yang telah berlangsung selama dua hari di Jenewa, Swiss pada 10—11 Mei 2025.

Dilansir dari Reuters, pejabat AS mengklaim telah tercapai "kesepakatan" untuk mengurangi defisit perdagangan antara AS dengan China. Sementara pejabat China mengatakan kedua belah pihak telah mencapai "konsensus penting" dan sepakat menggelar forum dialog ekonomi baru lainnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper