Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tengah menyusun buku pegangan perjanjian internasional.
Inisiatif ini bertujuan meningkatkan pemahaman pejabat pemerintah demi mendorong investasi dan hilirisasi di Indonesia.
Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal BKPM, Tirta Nugraha Mursitama, menyatakan buku pegangan ini akan sangat bermanfaat.
"Buku ini akan membantu pejabat negara memahami dan mengimplementasikan kewajibannya dalam setiap perjanjian investasi internasional. Ini penting untuk menunjukkan komitmen pada negara mitra dan investor asing," ujar Tirta dikutip Antara, Jumat (23/5/2025).
Menurut Tirta, pada akhirnya buku pegangan ini akan membantu Indonesia menciptakan iklim investasi yang sehat dan berkelanjutan, mendukung tujuan pembangunan ekonomi nasional.
Penyusunan buku pegangan ini merupakan kolaborasi BKPM dengan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Pemerintah Australia, dan National University of Singapore.
Baca Juga
Sebagai bagian dari proses, mereka juga menggelar kegiatan Cross-Government Framing Workshop: Handbook on Obligations in International Investment Treaties for Indonesia pada 22 Mei.
Proyek ini akan mencakup tinjauan menyeluruh terhadap perjanjian investasi yang telah ditandatangani Indonesia, termasuk penilaian regulasi domestik dan studi atas sengketa yang pernah terjadi.
Tirta berharap buku ini dapat memberikan arahan praktis bagi aparat pemerintah dalam merespons dinamika investasi secara tepat dan akuntabel.
Dukungan dari pemerintah Australia melalui DFAT ini menandai kelanjutan komitmen kedua negara dalam memperkuat kerja sama ekonomi, khususnya di bidang investasi.
Jonathan Gilbert, Minister Counsellor for Economic, Investment, and Infrastructure Kedutaan Besar Australia, menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dan lintas negara. Sinergi ini krusial untuk menciptakan iklim investasi yang stabil, transparan, dan dapat diprediksi.
Gilbert menambahkan bahwa investasi membutuhkan keterlibatan erat dari berbagai pihak, serta upaya dan tujuan bersama untuk membangun lingkungan investasi yang menarik.
Hal ini tidak hanya berlaku untuk hubungan ekonomi Indonesia-Australia, tetapi juga Indonesia dengan seluruh anggota APEC.