Bisnis.com, JAKARTA — Obligasi pemerintah Jepang turun setelah lelang obligasi bertenor 40 tahun mencatat permintaan terlemah sejak Juli, meningkatkan tekanan pada pemerintah untuk mengurangi penerbitan obligasi semacam itu.
Kepala Riset di Phillip Securities Japan Kazuhiro Sasaki menyampaikan imbal hasil obligasi bertenor 40 tahun naik 5 basis poin setelah lelang, menjadi 3,335%.
Imbal hasil pada tenor ini dan obligasi bertenor 30 tahun pekan lalu mencapai rekor tertinggi setelah permintaan terlemah sejak 2012 dalam lelang obligasi bertenor 20 tahun.
“Fakta bahwa lelang hari ini [Rabu] tidak berjalan baik mendukung narasi bahwa pemerintah akan menyesuaikan penerbitan obligasi bertenor sangat panjang,” katanya, dikutip dari Bloomberg, Kamis (29/5/2025).
Penjualan pada Rabu menjadi ujian penting secara global untuk tenor yang lebih panjang di tengah kekhawatiran bahwa peningkatan pengeluaran pemerintah akan mendorong defisit anggaran ke wilayah berbahaya.
Di Jepang, hal ini juga dianggap sebagai indikator penting terhadap minat investor institusi besar, yang belum mengisi celah yang ditinggalkan oleh bank sentral yang mengurangi pembeliannya.
Baca Juga
“Penawaran yang lemah untuk obligasi 40 tahun kemungkinan disebabkan oleh volatilitas yang terus tinggi dan fakta bahwa jumlah penerbitan aktual tidak akan dikurangi dalam sebulan ke depan, membuat sebagian besar investor enggan mengambil risiko,” kata strategis suku bunga senior di SMBC Nikko Securities Ataru Okumura.
Hasil lelang minggu ini juga menunjukkan bahwa para pedagang dan investor merasa cemas, terutama dengan rencana Kementerian Keuangan untuk menjual obligasi tenor 10 tahun dan tenor 30 tahun pada minggu depan.
Sebagai tanda bahwa pemerintah mungkin bersiap untuk menyesuaikan penerbitan setelah penurunan tajam, Kementerian Keuangan mengirimkan kuesioner kepada peserta pasar pada Senin malam yang meminta pandangan mereka tentang penerbitan dan situasi pasar saat ini, menurut sumber yang mengetahui hal tersebut.
Langkah tersebut dianggap tidak biasa karena waktu dan kelompok orang yang dihubungi, dan memicu rally pada obligasi pemerintah jangka sangat panjang pada Selasa.
Langkah-langkah tersebut mengikuti tekanan naik yang agresif pada biaya pinjaman global pekan lalu yang mendorong kenaikan imbal hasil obligasi jangka panjang dari AS hingga Jepang.
“Dalam arti tertentu, ini positif bagi pasar obligasi, karena meningkatkan kemungkinan Kementerian Keuangan akan mengambil tindakan,” kata Sasaki dari Phillip Securities, merujuk pada tekanan yang meningkat pada imbal hasil obligasi jangka panjang Jepang.
Rasio penawaran terhadap permintaan rata-rata, yang mengukur permintaan, untuk lelang obligasi Maret 2065 senilai 500 miliar yen (US$3,5 miliar) pada Rabu adalah 2,21. Angka tersebut lebih rendah dari 2,92 pada lelang terakhir pada Maret.
Bulan depan diperkirakan menjadi momen krusial bagi pasar obligasi, dengan bank sentral mengadakan pertemuan kebijakan pada 16-17 Juni, di mana diperkirakan akan membahas perubahan dalam pengurangan pembelian utang.
Sementara itu, kuesioner Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa mereka mempertimbangkan masukan dari peserta pasar terkait penerbitan obligasi.