Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik atau BPS menyampaikan bahwa realisasi surplus neraca perdagangan April 2025 yang senilai US$160 juta menjadi terendah dalam tren 60 bulan terakhir atau dalam lima tahun.
Deputi Statistik bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini membenarkan bahwa surplus yang terekam pada April 2025 merupakan terendah sepanjang tren surplus berlangsung sejak Mei 2020.
Dalam kurun waktu tersebut, surplus di bawah US$1 miliar hanya pernah tercatat satu kali pada Januari 2022 yang senilai US$963 juta.
“Jadi rendahnya neraca perdagangan Indonesia di bulan April 2025 disebabkan adanya penurunan nilai ekspor sebesar 10,77% dibandingkan Maret 2025 [month to month],” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (2/6/2025).
Nilai ekspor pada April 2025 tercatat US$20,74 miliar atau naik 5,76% secara tahunan (year on year/YoY).
Total nilai ekspor minyak dan gas (migas) sejumlah US$1,17 miliar atau turun 13,38% (YoY). Sementara ekspor nonmigas tercatat naik sebesar 7,17% (YoY) dengan nilai US$19,57 miliar.
Baca Juga
Sejalan dengan penurunan ekspor, nilai impor tercatat senilai US$20,59 miliar atau mengalami peningkatan hingga 8,85% secara bulanan (month to month/MtM) dan 21,84% (YoY).
Pudji menyampaikan bahwa peningkatan nilai impor secara tahunan didorong kenaikan impor nonmigas dengan andil kenaikan sebesar 24,59%.
Nilai impor nonmigas mencapai US$18,07 miliar dan mengalami peningkatan secara (YoY) sebesar 29,86%, namun nilai impor migas senilai US$2,52 miliar atau turun 15,57% (YoY).
Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia Januari—April 2025 mengalami surplus US$11,07 miliar yang dipicu oleh surplus pada sektor nonmigas US$17,26 miliar sementara sektor migas defisit US$6,19 miliar.
Berikut Penyebab Surplus Neraca Dagang April 2025 Susut:
- Ekspor Menurun secara Bulanan
Nilai ekspor pada April 2025 turun 10,7% (MtM) menjadi US$20,74 miliar. Ekspor migas mengalami penurunan meskipun ekspor nonmigas naik secara bulanan. - Impor Meningkat secara Bulanan
Nilai impor pada April 2025 naik 8,8% (MMtM) menjadi US$20,59 miliar. Impor nonmigas mengalami peningkatan.