Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut negosiasi kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang masih berlangsung turut membuat nilai ekspor perdagangan Indonesia melambat meski surplus pada April 2025.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan bahwa nilai ekspor Indonesia pada Januari—April 2025 mencapai US$87,36 miliar atau naik 6,65% dibanding periode yang sama 2024.
Kendati demikian, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia hanya mencapai US$20,74 miliar pada April 2025, atau turun 10,77% dibandingkan bulan sebelumnya yang mampu mengantongi US$23,24 miliar.
Imbas penurunan nilai ekspor Maret—April 2025, Budi mengaku telah melakukan pengecekan terhadap beberapa negara, seperti Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
Berdasarkan analisa Budi, penurunan ekspor secara bulanan itu terjadi lantaran adanya libur Lebaran sehingga kegiatan ekspor berkurang pada momentum itu.
Selain itu, Budi mengaku bahwa negosiasi terkait kebijakan tarif Trump juga menjadi salah satu penyebab menurunnya ekspor Indonesia pada Maret—April 2025.
Baca Juga
Bahkan, dia juga menyebut beberapa negara mengakui banyak eksportir menunggu kebijakan final tarif Trump yang hingga saat ini masih dinegosiasikan.
“[Faktor] yang kedua, ini banyak terkait kebijakan Trump. Apalagi, kemarin waktu kami ketemu teman-teman Mendag di Kuala Lumpur waktu KTT ASEAN. Kami juga ngobrol ternyata pengaruhnya bagi masing-masing sangat besar bahkan banyak eksportir yang cenderung masih menunggu [keputusan tarif Trump],” kata Budi di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (4/6/2025).
Alhasil, Budi menjelaskan bahwa keputusan tarif Trump ini juga berdampak pada ekspor ke negara lain.
“Jadi tidak hanya sekadar ekspor ke Amerika, tetapi ekspor ke negara lain pun juga saling menunggu,” terangnya.
Dia juga menyebut saat ini sejumlah negara masih menunggu untuk menjadwalkan negosiasi kedua.
“Apalagi kan sekarang sepertinya belum ada kejelasan lagi gitu kan ya. Kita juga masih menunggu untuk dijadwalkan negosiasi yang kedua,” pungkasnya.